PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah gubuk kecil yang terbuat dari papan berdiri di dekat lahan kuburan di Jalan Cempaka Petakur Atas Desa Suka Damai, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
Rumah yang sudah lapuk di makan usia itu, ditempati pasangan suami istri (pasutri), Waris (53) dan Asmidar (50).
Kondisi kehidupan pasutri ini sangat memperihatinkan. Mereka sudah tak bisa bekerja seperti biasanya.
Selain usai sudah tua, Waris juga menderita penyakit diabetes. Jari kaki dan tangannya sudah tak lengkap lagi, karena diamputasi.
Baca juga: Baju Bekas Impor dari China Disita di Pekanbaru, Mendag Sebut Nilainya Rp 10 Miliar
Kisah pilu pasutri ini diceritakan oleh Kopda Muliyono Sabdo, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Suka Damai.
Pada Sabtu (18/3/2023), prajurit TNI Koramil 08/Tandun, Kodim 0313/KPR, ini memberikan bantuan berupa sembilan bahan pokok alias sembako.
"Awalnya saya mendapat informasi ada pasangan suami istri kurang mampu yang tinggal didekat kuburan," ujar Muliyono, kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Minggu (19/3/2023).
Mendengar adanya warga yang membutuhkan uluran tangan, Muliyono langsung tancap gas.
Sampai di rumah pasutri itu, Muliyono dibuat terkejut melihat kondisi mereka.
"Kondisi mereka sangat memperihatinkan," sebut dia.
Muliyono menceritakan, pasutri tersebut tinggal di gubuk berukuran 4x4 meter.
Sebagian dinding rumah hanya ditempel seng bekas. Papan dan tiang rumah juga sudah lapuk di makan usia.
"Saat saya masuk ke dalam rumah, kamar dan dapur ala kadarnya. Mereka tidur hanya beralaskan tikar," ujar Muliyono.
Baca juga: Soal Vonis Bebas Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban: Tidak Adil
Dalam rumah Waris, barang-barang rumah tangga berserakan. Beberapa pakai disimpan dalam karung.
Untuk penerangan malam hari, menggunakan listrik yang disambung dari masjid.
Ternyata, Waris dan Asmidar sudah tujuh tahun tinggal di gubuk reot itu.