JAYAPURA, KOMPAS.com - Ikatan Pilot Indonesia (IPI) membuat pernyataan sikap terkait eskalasi gangguan keamanan terhadap penerbangan sipil di Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
Presiden IPI Rama Noya menyampaikan, setidaknya ada empat kali gangguan keamanan yang terjadi pada dunia penerbangan di Papua di awal 2023.
"Di tiga bulan pertama, Januari sampai dengan Maret 2023 ini saja sudah terjadi empat kali gangguan keamanan terhadap penerbangan sipil di Papua," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/3/2023).
Baca juga: Wapres soal Gangguan Keamanan di Papua: Jangan Ada Masyarakat yang Ketakutan
Pertama, gangguan keamanan yang dialami pesawat milik PT Ikaros Jenis Caravan PK-HVV yang akan melakukan pendaratan di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada 9 Januari 2023.
Akibat kejadian tersebut, pesawat melakukan go around, gagal mendarat dan mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat.
Baca juga: RSUD Biak Kini Miliki Klinik Bayi Tabung Pertama di Tanah Papua
Kemudian, pada 7 Februari 2023, terjadi pembakaran pesawat milik PT Susi Air jenis Pilatus PC-6 Porter PK-BVY di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Hingga saat ini, pilot Kapten Philip Martenz disandera dan masih belum dibebaskan.
Gangguan keamanan ketiga dialami pesawat kargo PT Smart Aviation dan Pesawat PT Daby Air di Bandara Bilorai, Intan Jaya, Papua Tengah. Saat itu, ada aksi penembakan yang menyebabkan kedua pesawat melakukan go around dan gagal mendarat.
Terakhir, pada11 Maret 2023 terjadi penembakan pesawat penumpang milik PT Trigana Air tipe B737-500 PKYSC saat tinggal landas dari Bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Penembakan tersebut mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat.
Rama Noya pun meminta semua pihak untuk bisa ikut menjaga keselamatan penerbangan di Tanah Papua karena sektor tersebut masih cukup vital bagi sebagian besar daerah yang masih belum terhubung dengan akses transportasi darat dan laut.