WONOGIRI, KOMPAS.com - Rombongan Jelajah Geopark Gunung Sewu berkesempatan menyelami Kawasan Museum Karst Indonesia (MKI) di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jateng, Selasa (31/1/2023).
MKI yang diresmikan pada 30 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini disebut-sebut sebagai museum karst terbesar di Asia Tenggara dan satu-satunya di Indonesia.
Kawasan MKI diperkirakan memiliki luas 25 hektar dengan luas bangunan 3.000 meter persegi yang terbagi menjadi tiga lantai.
Bagi wisatawan yang hendak berkunjung tidak dibebani biaya masuk MKI. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Kawasan MKI sebesar Rp 5.000 per orang untuk dapat menyusuri situs geologi di sekitar MKI.
Baca juga: Menyelisik Perjalanan Gunung Sewu Menjadi UNESCO Global Geopark Beserta 7 Situsnya di Wonogiri
Diketahui MKI dikelilingi lima situs, yakni Gua Sodong, Gua Tembus, Luweng Sapen, Gua Mrico, Gua Potro-Bunder. Sedangkan Lembah Kering Purba Giritontro dan Pantai Sembukan harus dijangkau dengan kendaraan.
Pemandu MKI, Etik Restu Pramesti menjelaskan karst adalah kawasan yang tersusun dari batuan karbonat atau gamping yang mengalami pelarutan oleh air asam.
Di lantai pertama ia menunjukkan karst untuk kehidupan. Terlihat dengan jelas cara masyarakat lokal memanfaatkan karst untuk perekonomian dan wisata. Seperti mengelola situs atau geosite seperti gua-gua, luweng, dan pantai.
Kemudian di lantai dua ialah karst untuk Ilmu Pengetahuan. Di sana menjelaskan segala hal mengenai karst. Mulai dari awal proses pembentukan karst hingga berbagai jenis karst di Indonesia.
Terakhir, di lantai tiga terdapat auditorium yang digunakan untuk ruang pertemuan sekaligus ruang pemutaran film dokumenter geologi.
Kami mulai menyelami museum dari lantai satu. Begitu memasuki museum, pengunjung disuguhi tiga miniatur pegunungan karst di Indonesia.
Pertama, maket karst Gunung Sewu yang membentang dari Pantai Parangtritis di DI Yogyakarta, Wonogiri di Jateng, hingga Pacitan di Jatim.
Berikutnya, di bagian tengah merupakan pegunungan karst G di Kebumen. Lalu di bagian ujung ialah maket pegunungan karst Maros-Pangkep di Sulawesi.
Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Mulai dari jajaran gunung yang menjulang sangat tinggi di Sulawesi, hingga Gunung Sewu yang relatif rendah dan berderet seperti barusan tumpeng.
Bila menyelami museum dari sebelah kiri, pengunjung akan menyaksikan konservasi karst untuk melestarikan sumber daya alam.
Baca juga: Menikmati Keindahan Pantai Sembukan Wonogiri, Surga Kecil di Ujung Selatan Jawa Tengah
Misalnya di Pacitan, warga sekitar Gunung Sewu mengadakan pertunjukan musik di gua dengan memukul stalaktit dan stalagmit untuk menghasilkan irama musik. Lalu dipadukan dengan alat musik kentrung dan diiringi nyanyian.