Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Demonstran Geruduk Kantor DPRD Jateng di Hari Perempuan Internasional, Desak Pengesahan RUU PPRT

Kompas.com - 08/03/2023, 23:17 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ratusan massa yang sebagian besar perempuan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Jateng dengan membawa delapan tuntutan. Utamanya mendesak pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).

Aksi tersebut sekaligus memperingati International Women Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 8 Maret itu.

Masa aksi yang tergabung dalam Aliansi International Women's Day Semarang itu datang ke Jalan Pahlawan dengan membawa berbagai spanduk dan poster.

Baca juga: Koalisi Sipil: Kita Menambah PRT Korban Kekerasan jika RUU PPRT Ditunda Lagi

Banyak bertebaran poster bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan "Seribu PeremPUAN Mencari Mbak PUAN".

Sebagian juga menggunakan atribut serbet di atas kepala dan menggunakan masker yang diberi tanda silang sebagai simbol aksi diam. Puluhan PRT yang turun aksi juga berbekal peralatan dapur seperti wajan dan spatula.

"Aksi diam itu, karena dari tahun kemarin pada saat peringatan IWD tuntutan kita belum juga didengarkan oleh pemerintah. Ini bentuk kemuakkan kita dan kemarahan kita karena seakan-akan suara kita tidak didengar dari kemarin. Jadi kita muak," kata Korniator Aksi, Salsabila Dea, Rabu (8/3/2023).

Salsa menyebut aksi itu berangkat dari kesadaran kolektif jaringan International Women's Day (IWD) di Semarang.

Sekitar 150 peserta aksi berasal dari buruh perempuan, dari perempuan nelayan, juga dari temen-temen pekerja rumah tangga, dan lain sebagainya.

"Tuntutannya untuk segera mengesahkan UU Pekerja Rumah tanga (PRT) karena sudah 19 tahun mangkrak di gedung DPR,” ungkapnya.

Baca juga: Koalisi Sipil Tuntut RUU PPRT Disahkan: Mbak Puan, Sudah 19 Tahun, Apa yang Sulit?

Mereka juga menolak Perpu turunan dari Cipta Kerja. Lalu menuntut percepatan pengadaan aturan turunan Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

Salah satu masa aksi, Listiyo (64) warga Cinde Lama mengaku tergerak mengikuti aksi ini untuk membela kaum perempuan.

Pasalnya, wanita paruh baya itu masih merasakan diskriminasi dari perlakuan masyarakat di sekitarnya dan hukum di pemerintahan.

Lis mengaku pernah menjadi korban KDRT pada tahun 2000 oleh suaminya. Kejadian itu membuatnya mengalami gangguan pendengaran sampai sekarang.

"Saya korban KDRT tahun 2000 sampai sekarang tidak ada tindakan, karena pelaku sudah meninggal. Padahal tahun 2000 sampai sekarang kan sudah 22 tahun, tapi masih keinget terus. Tapi yang saya rasakan sampai sekarang, Kelima anakku 4 laki-laki dan 1 perempuan tidak begitu baik, baik hanya lahire tok tapi tidak batinnya," ungkapnya.

Baca juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Tuntut DPR Sahkan RUU PPRT

Adapun tuntutan yang dibawa pada aksi hari ini antara lain adalah, Negara harus mengakui pekerjaan domestik dan kerja perawatan sebagai kerja produktif yang bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat.

Mendesak Puan Maharani untuk mengesahkan RUU PPRT dan RUU Masyarakat Adat dan hentikan diskriminasi berbasis gender dan seksualitas.

Tolak Perppu Cipta Kerja dan cabut Omnibus Law serta PP turunanny, Fasilitasi tempat penitipan anak (daycare) bagi anak pekerja perempuan dan ruang laktasi bagi pekerja perempuan.

Kemudian Implementasikan UU TPKS dengan membangun sistem perlindungan yang komprehensif di berbagai level, Percepat adanya aturan turunan UU TPKS, Ratifikasi Konvensi ILO No. 190 tentang Kekerasan Seksual di Dunia Kerja.

Ciptakan ruang aman dan kebebasan berekspresi bagi keberagaman gender dan seksualitas di Indonesia, khususnya di Jateng, Negara segera membuka ruang aktivitas yang aman untuk petani perempuan di Papua dan menarik aparat dan Stop kriminalisasi dan represifitas aparat terhadap aktivis perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com