SOLO, KOMPAS.com - Puluhan peserta lomba melamun di Kota Solo, Jawa Tengah, mengaku merasakan sejumlah pengalaman melamun yang berbeda setelah mengikuti lomba selam satu jam lamanya.
Seperti diketahui lomba melamun digelar di Jinju Academy, pada Minggu (5/3/2023), memenangkan Geraldo Warga Kota Solo, Jawa Tengah, mengalah sejumlah peserta dengan penampilan yang beragama.
Geraldo merupakan pelajar SMA. Saat lomba, dia berdandan menyerupai gelandangan dengan mengunakan baju dan celana sobek-sobek, serta riasan wajah menyeramkan dan penuh luka di tubuhnya.
Baca juga: Ada Lomba Melamun 60 Menit di Tasikmalaya, untuk Munculkan Ide Kreatif Anak Muda
"Kebetulan saat ikut teater, jadi ini pengalaman yang luar biasa buat saya. Untuk mencoba peruntungan berakting yang statis. Kan biasanya saya berakting yang dinamis," kata Geraldo, Rabu (8/3/2023).
Selama mencoba pengalaman melamun ini, lanjut Aldo sapaan akrabnya, dia mengaku melakukan sejumlah persiapan setelah mendapat informasi soal adanya lomba melamun untuk pertama kalinya digelar di Indonesia.
"Iya, setelah mendapat informasi langsung memikirkan konsep (menyerupai gelandang). Ini yang membuat saya tertantang juga," jelasnya.
Terkait inspirasi dandanannya, Aldo mengaku terinspirasi dengan kehidupan para gelandangan di Kota Solo.
"Saya terpesona dan kagum. Melihat itu, bisa bertahan, meskipun tidak punya rumah, itu menginspirasi saya selama ini," ucapnya.
Selama mengikuti lomba, tak banyak dari mereka juga sempat merasakan kesemutan atau kram beberapa kali karena mempertahankan posisi melamun. Seperti juga dirasakan oleh Aldo.
Baca juga: Unik, Lomba Melamun Digelar di Kota Solo
"Sempat pegal-pegal mati rasa, merasa kaki saya, mati rasa. Tapi sebentar dan berulang selama tiga kali," katanya.
Setelah memenangkan lomba melamun ini, Aldo mengaku akan mengikuti kembali lomba tersebut jika digelar kembali pada 2024, mendatang.
"Iya ikut, tapi tetap memberikan kesempatan kepada yang lain juga. Untuk ikut melamun dan melupakan sejenak soal realita hidup," katanya.
Di sisi lain, ia juga mengaku setelah mengikuti kegiatan ini belajar untuk lebih bersyukur dalam menjalani hidup.
"Saya belajar memaknai hidup, tidak ada yang permanen, mulai dari sakit, kaya dan miskin," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.