SOLO, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi Cristalino David Ozora (17), korban penganiayaan Mario Dandy Satrio (20) yang merupakan anak pejabat Ditjen Pajak Rafael Trisambodo dalam progres yang bagus.
Adapun David saat ini dirawat di Rumah Sakit (RS) Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan akibat cedera otak yang dialaminya hingga tidak sadarkan diri.
"Kalau David kan sedang dirawat di rumah sakit. Waktu saya menengok ke sana saat bertemu dengan orangtuanya, bicara dengan dokter bahkan bertemu dan melihat David. Ya kemarin dalam progres yang bagus," kata Sri Mulyani ketika ditanya di sela kunjungan kerja bersama terkait pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo seksi 1 paket 1.1 Solo Klaten di Colomadu, Karanganyar, Senin (27/2/2023).
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Tinjau Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, Total Investasi Rp 27,8 T
Mengenai kondisi kesehatan David, Sri Mulyani meminta menanyakan langsung ke pihak rumah sakit atau doker yang menangani.
Tetapi berdasarkan hasil informasi yang dia terima dari pihak rumah sakit, kondisi David sudah mulai membaik.
"Untuk masalah kesehatan mungkin sebaiknya dari rumah sakit dan dokter yang nenyampaikan. Tadi dokter menyampaikan kepada saya progresnya sangat baik," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, pelaku penganiayaan terhadap David merupakan anak dari Rafael Alun Trisambodo yang sebelumnya merupakan pejabat Direktorat Jenderal Pajak di Kementerian Keuangan.
Usai kasus ini mencuat, Sri Mulyani langsung mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan anak pejabat tinggi di instansi tersebut.
Sri Mulyani juga mengecam aksi pamer harta yang kerap dilakukan Mario.
Di antara barang berharga yang sering dipamerkan adalah motor Harley Davidson dan mobil Jeep Rubicon yang harganya menyentuh miliaran rupiah.
Tak lama kemudian, Rafael menyampaikan permintaan maafnya kepada publik.
"Saya Rafael Alun Trisambodo, orangtua dari Mario Dendy Satriyo, dengan ini menyampaikan permintaan maaf kepada korban, keluarga besar Bapak Jonathan, keluarga besar PBNU, dan keluarga besar GP Ansor, dikarenakan perbuatan putra saya menyebabkan luka serius dan trauma yang mendalam," kata Rafael dalam video yang diterima wartawan, Kamis (23/2/2023).
Rafael menyadari bahwa perbuatan anaknya tidak bisa dimaafkan begitu saja.
"Kami akan mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berjalan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya menyadari bahwa tindakan putra saya salah, sehingga merugikan orang lain, mengecewakan, dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat," tambah Rafael.
Meski telah meminta maaf, Rafael tetap diberikan sanksi tegas. Sri Mulyani mencopot Rafael dari jabatannya untuk keperluan pemeriksaan kekayaan dan kewajaran harta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.