UNGARAN, KOMPAS.com - Kasus stunting di Kabupaten Semarang terus menurun. Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan pada tahun 2022 angka stunting turun dari 3.900-an kasus menjadi sekitar 3.284 atau berkurang 600-an kasus.
Meskipun angka kasus terus menurun, Ngesti mengajak pengusaha memberikan dana tanggung jawab perusahaan untuk mendukung perbaikan gizi balita stunting maupun ibu hamil.
"Pemkab terus berupaya menurunkan angka stunting. Perlu percepatan agar tercapai zero kasus. Di sinilah peran penting corporate social reaponsibility atau CSR perusahaan yang ada," ujarnya saat Rembuk Stunting di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Selasa (21/2/2023).
Selain itu, Ngesti mengimbau para pemangku kepentingan terus bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menggenjot penurunan angka kasus stunting.
"Tujuannya untuk mempercepat penanganan penurunan angka kasus tengkes (stunting)," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Dwi Syaiful Noor Hidayat mengatakan ada sembilan intervensi untuk menurunkan angka stunting.
"Rembuk stunting ini merupakan langkah pertama untuk perencanaan dan menindaklanjuti kasus," ucapnya.
"Selanjutnya, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri usia SMP dan SMA, dari 42.940 sasaran sudah tercapai 100 persen," kata Syaiful
Langkah selanjutnya adalah pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil yang kurang energi kronik. Selain itu juga pemberian PMT bayi kurang gizi.
"Kita juga gencarkan buku KIA, pelaksanaan surveilans Elektronik Percepatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), dan kampanye stunting serta Germas di 19 kecamatan," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.