Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponpes Tempat Santri Tewas Akan Dijadikan Pesantren Ramah Anak

Kompas.com - 18/01/2023, 23:20 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ponpes Al Hamidah Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tempat santri tewas dihajar temannya sesama santri akan dijadikan Pesantren Ramah Anak. Harapannya, kasus serupa tidak terulang.

Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan Purwadi menyampaikan pembentukan pesantren ramah anak bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, sehat dan menyenangkan bagi anak. 

Baca juga: Santri Tewas Berkelahi dengan Teman di Grobogan Dimakamkan, Paman: Secepat Itu Kamu Dipanggil

Dengan kata lain, mewujudkan standar pesantren sebagai model pendidikan berbasis agama yang ideal bagi tumbuh kembang anak. 

Pesantren ramah anak memiliki karakteristik mampu melindungi hak-hak anak dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan.

"Kami sudah membuat prototype, lima pesantren menjadi percontohan pesantren ramah anak di wilayah barat Grobogan, tengah, dan timur. Kebetulan ada kasus ini, pesantren tersebut termasuk di dalamnya," kata Purwadi, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Duduk Perkara Tewasnya Santri di Grobogan, Awalnya Bercanda lalu Dianiaya Temannya

Kemenag Grobogan, kata Purwadi, sejatinya sudah berupaya menyosialisasikan pembinaan di lingkungan pesantren. 

"Berkali-kali saat rakor juga sudah selalu diingatkan. Kami sudah berupaya agar bagaimana lembaga-lembaga tidak terlibat dalam pelanggaran ramah anak," ungkap Purwadi.

Saat ini, sambung Purwadi, Kemenag Grobogan masih menunggu proses hukum yang sedang berjalan. 

"Kita tunggu proses hukum, apakah ada kesalahan dari lembaga atau tidak. Tapi menurut saya, namanya anak guyon, bagaimana mengendalikannya," kata Purwadi.

Meski demikian, menurutnya, pengawasan anak di lembaga-lembaga seperti pesantren memang sepatutnya diperketat. Selain itu, anak-anak juga perlu diberi pemahaman tentang UU perlindungan anak.

"Pengawasannya saya pikir memang perlu diketati, dan bagaimana memberi pemahaman kepada anak. Jangan sampai guyon mengakibatkan hal yang fatal," pungkas Purwadi. 

TNU siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs) itu diketahui tewas dihajar temannya MQH (13) di depan kamar santri lantai dua Ponpes Al Hamidah Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan, pada Minggu (15/1/0/2023) pagi sekitar pukul 08.00. 

Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Kaisar Ariadi Pradisa mengatakan TNU (14) dan MQH (13) sebelumnya terlibat perkelahian akibat salah seorang di antaranya mengusapkan keringat ketiaknya ke hidung temannya. Candaan jahil menciumkan paksa bau ketiak itulah yang memicu pertikaian keduanya.

Saat ini kasus perkelahian antar santri yang menewaskan TNU (14) asal Desa Pelem, Kecamatan Gabus, Grobogan tersebut masih didalami unit PPA Satreskrim Polres Grobogan. MQH (13) warga Kecamatan Tawangharjo, Grobogan sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com