KOMPAS.com - Genggong adalah alat musik tradisional khas suku Sasak, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Genggong merupakan alat musik yang masih dimainkan, meskipun alat musik ini terhitung jarang ditampilkan.
Alat musik genggong juga diterdapat di Bali.
Genggong berasal dari dua suku kata, yaitu geng dan gong. Geng berasal dari ge (gae) dan gong dari penganggon.
Genggong dapat diartikan sebagai hasil karya atau bunyi-bunyian yang dipakai untuk menghibur diri.
Selain itu, geng dan gong dapat diartikan geng (kelompok) dan gong merujuk pada bunyi yang berarti sekelompok masyarakat yang memainkan alat musik sederhana yang dimainkan mirip barungan gong.
Baca juga: Bangkitnya Seni Genggong di Pegok Sesetan, Apa Sih Genggong?
Alat musik genggong berbentuk persegi panjang.
Munculnya alat musik ini terilhami dari suara katak yang riang gembira sambil bersahut-sahutan. Alhasil, suara yang muncul mirip dengan suara katak.
Seperti alat musik tradisional pada umumnya, genggong memiliki fungsi untuk menghibur diri saat penat bekerja.
Cara memainkan genggong dengan meletakkan alat musik ini di antara mulut, namun tidak ditiup.
Mulut hanya berfungsi sebagai penyangga saja.
Kemudian, tali yang terdapat di salah satu ujung genggong ditarik dan diulur ke arah kanan depan dengan kuat, sehingga tali akan bergetar.
Getaran tali itulah yang akan menghasilkan bunyi.
Baca juga: Alat Musik Tradisional Kecapi: Asal, Cara Memainkan, Fungsi, dan Bahan Pembuatan
Untuk itu, genggong diklasifikasikan sebagai golongan musik idiofon karena sumber bunyinya berasal dari batang tubuh alat musik tersebut.
Munculnya alat musik ini terilhami dari suara katak yang riang gembira sambil bersahut-sahutan.