PURWOREJO, KOMPAS.com - Pebalap Internasional JuniorGp Fadillah Arbi Aditama terancam putus sekolah. Fadillah Arbi Aditama saat ini dihadapkan pada pilihan sulit terkait masa depan pendidikannya.
Diketahui, putra pertama pasangan Robby Yudha Kurniawan (37) dan Anggi Putri Anggraeni (35) itu, bersekolah di SMAN 1 Purworejo. Arbi sering absen sekolah karena harus latihan dan mengikuti balapan di kancah internasional.
Sang Ibu, Anggi Putri Anggraeni mengungkapkan, kepala sekolah memberikan tiga pilihan sulit untuk Arbi. Pertama, Arbi diminta memilih balap atau sekolah. Kedua, mutasi ke sekolah lain. Ketiga, ambil Kejar Paket C.
"Tapi saat itu Kepala Sekolah mengambil alih semuanya. Keputusan ada di tangannya dengan memberikan tiga opsi pilihan yang sulit itu. Kami diminta jawabannya pada Jumat (8/1/2023)," keluh ibunya Arbi ini.
Anggi menambahkan sejak kali pertama masuk ke SMAN 1 Purworejo, Arbi sudah menjadi pebalap. Sebagai orang tua, dia juga sudah menyampaikan semua kegiatan yang dilakukan Arbi sebagai pebalap ke pihak sekolah sejak awal.
Ketika duduk di Kelas X semua berjalan normal. Kendati di Semester II tugas semakin banyak dan menumpuk. Sejak saat itu, ia sebagai wali murid mendapat panggilan, tepatnya 14 Desember 2022 sebelum penerimaaan rapor.
"Dalam kesempatan itu saya dan anak saya sudah meminta maaf dan akan memperbaiki semuanya. Hingga akhirnya Wakil Kepala Sekolah membuat kesepakatan, Arbi harus menyelesaikan tugas dengan tenggat waktu hingga Maret 2023, berikut membuat surat pernyataan," terangnya.
Namun semua kesepakatan berubah pada Rabu (6/1/2023). Arbi dan orangtuanya dipanggil dalam sebuah sidang konferensi kasus dipimpin langsung Kepala Sekolah.
Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru dan BK hadir. Namun dalam pertemuan itu nyaris diskusi berlangsung satu arah. Semua mengikuti keputusan Kepala Sekolah.
Mengetahui mendapatkan pilihan yang sulit, Arbi sempat menangis. Bahkan pihak keluarga sempat menyampaikan bahwa Arbi tidak melakukan kejahatan atau perbuatan yang merugikan sekolah. Sehingga tidak sepantasnya Arbi mendapatkan sanksi pilihan seperti itu.
Baca juga: Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin di Purbalingga Ini Meninggal Saat Perjuangkan Keringanan UKT
"Hingga saat ini kami belum mengambil keputusan apa pun. Masih mencoba memperjuangkan di SMAN 1 Purworejo," katanya.
Permasalahan dinilai kurang berpihak kepada peserta didik. Dikhawatirkan apa yang dialami Arbi menjadi preseden buruk di dunia pendidikan dalam penerapan kebijakan di lingkungan sekolah.
Keresahan itu salah satunya dirasakan pegiat otomotif sekaligus Komite SMAN 1 Purworejo, M Hardjanto. Tokoh yang dikenal dengan Ki Lurah Offroad ini mengaku geram dengan kebijakan sekolah yang menawarkan pilihan kepada Arbi.
Padahal menurutnya Arbi juga tengah berjuang membawa nama harum Indonesia di dunia otomotif.
"Kalau suruh memilih, mengganti kepala sekolah tentu lebih gampang dibandingkan mencari atlet internasional seperti Arbi di Kabupaten Purworejo ini," kritik M Hardjanto.