JAYAPURA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengakui potensi gangguan keaamanan di beberapa wilayah pegunungan, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe, Selasa (10/1/2023) siang.
"Usai penangkapan, saya sudah ingatkan Kapolres Tolikara, Kapolres Lanny Jaya, Kapolres Puncak Jaya, dan Kapolres Jayawijaya, untuk mengantisipasi," ujar Fakhiri saat memberikan keterangan pers melalui virtual, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Polisi: 4 Orang Tertembak Saat Ricuh Penangkapan Lukas Enembe, 1 Masih Dirawat
Menurut Fakhiri, ketiga kabupaten yang saat ini masuk ke dalam Provinsi Papua Pegunungan itu memiliki kedekatan dengan Lukas Enembe.
Kabupaten Tolikara merupakan kampung halaman Lukas Enembe, sedangkan Lanny Jaya adalah kampung halaman istri Lukas.
Sementara Puncak Jaya merupakan wilayah yang pernah dipimpin Lukas Enembe saat menjadi wakil bupati dan bupati.
Menurut Fakhiri, potensi gangguan keamanan terkait penangkapan Lukas Enembe, bisa diminimalkan jika masing-masing kepala daerah memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Yang paling penting sebenarnya penyampaian dari pemimpin bahwa tentang penegakan hukum terhadap Pak Lukas. Saya sudah sampaikan ke hamba-hamba Tuhan, termasuk keluarganya, saya sampaikan langsung ini akan berjalan dengan baik, buktinya sekarang sedang berjalan pemeriksaan kesehatan," kata dia.
"Saya yakin dengan kita menjelaskan ke masyarakat melalui tokoh-tokoh yang bisa dipercaya, isu-isu yang sering dicampuradukkan dengan isu yang tidak berdasarkan fakta hukum, itu bisa kita hadapi dengan baik," sambung Fakhiri.