Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Seragam, Pengungsi Korban Banjir Bandang Meteseh Malu Ingin Berangkat Sekolah

Kompas.com - 09/01/2023, 16:48 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Sebagian pengungsi yang memiliki anak usia sekolah dasar masih memilih izin untuk tidak hadir di sekolah.

Pasalnya semua harta benda termasuk seragam terdampak banjir bandang di Perumahan Dinar Indah Meteseh, Semarang, beberapa waktu lalu.

Sehingga anak-anak malu bila harus berangkat menjumpai teman di kelas tanpa mengenakan seragam sekolah.

Baca juga: Banjir Semarang 4 Hari Tak Kunjung Surut, Menteri Basuki Turun Gunung

“Boleh sekolah pakai baju bebas tapi kasihan, anak saya malu kalau nggak pakai seragam. Jadi anak juga nggak mau sekolah kalau belum ada seragam,” tutur Biyatun (45) saat ditemui Kompas.com di pengungsian Balai Diklat BKPP Semarang, Senin (9/1/2023).

Kedua anaknya duduk di bangku kelas 2 dan 6 di SDN Meteseh. Meskipun mendapat keringanan dari sekolah untuk memakai baju bebas, keduanya memilih izin sementara untuk tidak masuk sekolah.

Biyatun mengeluhkan tidak adanya bantuan seragam sekolah sama sekali di posko maupun pengungsian. Hanya 3 potong seragam SMA yang ia temukan.

“Pengennya dapat bantuan seragam jadi uangnya bisa dipakai untuk yang lain, sudah pernah minta tapi enggak ada seragamnya,” bebernya.

Baca juga: 14 Korban Banjir Bandang Meteseh Semarang Dilarikan ke RS, 2 Meninggal

Ketua SARDA Jateng, Irham Saputra membenarkan hal itu. Pihaknya mengakui kekurangan donasi seragam sekolah dasar di posko tersebut. Sejumlah bantuan donasi seragam yang diterimanya hanya untuk SMP dan SMA.

“Adanya seragam SMP dan SMA, untuk SD enggak ada. Tapi hari ini posko sini tutup karena Balai Diklat mau digunakan. Jadi bagi yang ingin berdonasi langsung disalurkan ke TKP saja komunikasi lewat RT atau RW,” jelas Irham.

Lebih lanjut, sampai saat ini, pihaknya telah menyalurkan sekitar 500 kardus bantuan logistik di tiga kelurahan terdampak banjir, yakni Rowosari, Sendangguwo, dan Meteseh.

“Bantuan logistik makanan, berupa beras sekitar 500 kilogram, mi instan, nasi bungkus, air mineral, snack, telur. Untuk non makanan pakaian layak pakai, hampers, pembalut wanita, pakaian anak, pakaian dalam. Lalu ada sejenis sabun mandi dan detergen,” ungkapnya.

Meski banjir telah surut, sebanyak 54 warga masih mengungsi di balai diklat. Pasalnya rumah masih kotor dipenuhi lumpur dan listrik belum menyala. Sebagian pengungsi pulang untuk membersihkan rumah hingga sore hari.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com