KOMPAS.com - Masyarakat Baduy di Desa Kanekes dikenal dengan adat dan budaya yang unik, salah satunya adalah kolenjer.
Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kolenjer sudah digunakan oleh masyarakat Kanekes sejak lama.
Baca juga: Tonton Kisah Manis Pahit Bidan Baduy Melayani Warga di Pedalaman
Walau begitu, belum ada catatan sejarah khusus mengenai kapan mulanya kolenjer mulai dikenal dan digunakan.
Kolenjer adalah kalender atau sistem penanggalan yang digunakan masyarakat di Desa Kanekes dan berlaku secara turun-temurun.
Baca juga: Mengenal Desa Wisata Saba Baduy, Tempat Tinggal Suku Badui di Banten
Hal ini tercantum dalam peraturan Desa Kanekes nomor 1 tahun 2007 yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Lebak Banten, dalam Bab 1 pasal 1 mengenai peristilahan.
Pada beberapa artikel mengenai masyarakat Kanekes atau Baduy juga sering kali mengaitkan kolenjer dengan pengetahuan bahasa Sunda kuno.
Baca juga: Mengenal Budaya Banten, dari Suku Baduy hingga Debus
Kolenjer biasanya terbuat dari kayu dengan bentuk lempengan papan berukuran sekitar 6 x 25 cm, yang di permukaannya ditandai dengan ukiran garis-garis dan titik-titik.
Orang yang menggunakannya kerap disebut dengan Puun. Namun dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan bahw bujangga-lah orang yang terbiasa menggunakannya.
Pengetahuan terkait Kolenjer dianggap penting bagi keseharian masyarakat Kanekes, terutama terkait fungsinya.
Fungsi kolenjer pada umumnya digunakan untuk menentukan naptu tanggal, naptu poe, dan wanci.
Naptu tanggal untuk menghitung bulan, naptu poe untuk menghitung poe, dan naptu wanci dipakai untuk meramal nasib baik, perjodohan dan lain sebagainya.
Fungsi khusus kolenjer juga dapat ditentukan oleh jenis-jenisnya.
Ada kolenjer indit-inditan yaitu sistem penanggalan yang digunakan untuk menentukkan hari dan arah apabila hendak bepergian.
Kemudian kolenjer durujana yaitu sistem penanggalan yang digunakan oleh orang yang mengalami pencurian, untuk mencari siapa pelakunya.
Ada juga kolenjer bajo, di mana kata bajo berarti bajak laut. Sistem penanggalan ini berguna untuk menyerang atau membinasakan orang lain, sehingga penggunaannya dirahasiakan oleh masyarakat Kanekes.