SEMARANG, KOMPAS.com - Polda Jawa Tengah (Jateng) sedang menyelidiki kasus dugaan penipuan berkedok layanan servis HaloBCA dengan korban mahasiswi Kampus di Kota Semarang.
Dirkrimsus Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, korban sudah melapor kasus dugaan tersebut ke Polda Jateng. Selanjutnya, akan dilakukan penyelidikan.
"Iya laporan sudah masuk kemarin," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Baca juga: Tak Punya Rekening BCA, Mahasiswi di Semarang Tertipu CS HaloBCA Palsu, Rp 8 Juta Hilang
Dia menjelaskan, jajaran Krimsus Polda Jateng baru menerima laporan aduan oleh korban berinisial SF pada Kamis 5 Januari 2023.
"Sedang kita tindak lanjuti," ujarnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati ketika beraktivitas di internet, khususnya di media sosial untuk menghindari modus penipuan yang serupa.
"Masyarakat harus berhati-hati juga menjaga dokumen diri juga yang bisa digunakan seseorang untuk kegiatan yang salah," tambahnya.
Sebelumnya, seorang mahasiswi kampus negeri di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) berinisial SF kena tipu berkedok layanan customer service HaloBCA.
Pelaku berhasil mengambil uang di rekening korban sebanyak Rp 900.000 dan pinjaman Shopee limit Rp 7.450.000 yang dimiliki oleh korban.
Penipuan itu bermula ketika email korban muncul banyak pemberitahuan dari Bank BCA di email-nya. Mahasiswi berasal dari Kabupaten Brebes itu mengaku kaget karena merasa tak mempunyai rekening BCA.
"Saya tak punya rekening BCA, saya hanya punya BNI," jelasnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Uang Rp 3,9 Juta Keluar dari Mesin ATM Usai Disetor, Begini Penjelasan BCA...
Dari situ, korban baru mengetahui jika datanya digunkan oleh seseorang untuk mendaftar di aplikasi BCA Mobile. Sampai saat ini dia belum mengetahui siapa yang menggunakan datanya itu.
"Semua data diri, KTP, email dan nama lengkap tercantum sebagai nasabah BCA," lanjutnya.
Mengetahui terjadi pembajakan data miliknya, korban mengadu ke admin resmi HaloBCA yang ada di akun Twitter. Namun, jawaban dari akun centang biru itu tak memuaskan korban.
"Balasan dari akun resmi itu kurang memuaskan tidak solutif," paparnya.