CILACAP, KOMPAS.com - Banjir rob masih berpotensi terjadi di pesisir Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hal tersebut akibat cuaca ekstrem pada pekan pertama Januari 2023.
Untuk itu, Penjabat (Pj) Bupati Cilacap Yunita Diah Suminar meminta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemangku wilayah agar selalu waspada.
"Yang utama adalah masyarakat segera diberitahu, tetapi bukan untuk menimbulkan kepanikan," kata Yunita saat memberi arahan kepada jajarannya di Pendapa Bupati, Senin (2/1/2023).
Baca juga: 13 Daerah di Jateng Berstatus Tanggap Darurat, Kepala BNPB: Banjir Ini Jangan Sampai Terulang
Menurut Yunita, banjir rob merupakan fenomena alam biasa akibat cuaca ekstrem.
"Karena rob ini sebenarnya sering terjadi karena cuaca ekstrem," ujar Yunita.
Untuk mengantisipasi dampak akibat banjir rob, Yunita juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan alat early warning system (EWS) berfungsi dengan baik.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis informasi perkembangan cuaca ekstrem pada pekan pertama Januari 2023.
Dalam rilis tersebut, potensi banjir rob di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah cukup besar pada akhir 2022 hingga awal tahun 2023.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat diprakirakan masih akan mengguyur wilayah di Pulau Jawa hingga akhir Januari 2023.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warung non-permanen di bibir Pantai Sodong, Cilacap, Jawa Tengah, rusak diterjang banjir rob pada Jumat (23/12/2022) malam.
Banjir rob juga dilaporkan terjadi di pesisir Kota Cilacap pada Minggu (25/12/2022) malam. Akibatnya, puluhan rumah warga tergenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.