SOLO, KOMPAS.com - Wacana konsep Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Kota Solo, Jawa Tengah, mendapatkan penolakan dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Diketahui, ada tiga kecamatan di Karanganyar yang berpotensi dilewati jalan tol tersebut yakni Kebakkramat, Tasikmadu, dan Jaten.
Ia mengaku lebih menyetujui konsep pembangunan jalan lingkar atau ring road, saja.
"Sekitar Soloraya saya berharap itu yang jalur lingkar. Tidak boleh seperti pembangunan jalan tol," kata Yuli sapaan akrabnya, pada Kamis (29/12/2022).
Menurutnya pembangunan dengan konsep jalan tol akan mematikan perekonomian warga yang dilewati jalur tersebut.
"Sawah dilewati jalan lingkar lebih produktif. Tapi kalau pintu tol ketutup temboknya, jalan tol, itu mati. Konsep itu ya kalau nanti diskusi yang kita usulkan untuk memperdaya potensi itu," ungkapnya.
Baca juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, Jalan Tol Demak Dibuka
Meskipun tidak sependapat, dia menyebut jika jalan lingkar pengelolaannya sama dengan jalan tol.
"Itu Jalan lingkar, tapi dikelola seperti mengelola jalan tol. Sehingga semua tidak sembarangan memanfaatkan. Misalnya radius pembangunan rumah di sekitar jalan meningkat, tidak boleh berdekatan, karena harus cepat, harus berapa jarak dari jarak itu berapa meter sehingga sentra pendistribusian barang jasa ekonomi ini menyebar di mana-mana," katanya.
Ia juga mencontoh, nantinya kawasan yang dilewati jalan tersebut dapat berkembang jika menggunakan sistem jalan lingkar. Bahkan akan menumbuhkan peradaban baru.
"Bisa tempat hunian, perumahan itu kan memboyong peradaban baru menumbuhkan simpul ekonomi yang lebih baru," jelasnya.
Bahkan ia juga menyinggung, soal potensi perkuatan wacana Provinsi Soloraya, yang berisi Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, serta Kota Solo.
"Maka perlu diskusi agar itu memberikan gairah yang besar bagi publik untuk menyebar perekonomian kalau itu bisa ditata lagi, itulah pentingnya Provinsi Soloraya misalnya akan mengerucut ke situ, kalau terhubung sangat baik itu jadi keren," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.