KOMPAS.com - Peristiwa Tsunami Aceh 2004 menjadi salah satu bencana alam terburuk di Indonesia yang masih dikenang hingga saat ini.
Bencana pada hari Minggu, 26 Desember 2004 sekitar pukul 7.50 WIB tersebut diawali dengan guncangan gempa berkekuatan M 9,2 terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman.
Baca juga: 5 Destinasi Dark Tourism di Indonesia, dari Museum Tsunami Aceh sampai Makam Juang Mandor
Hanya berselang beberapa menit kemudian, datang gelombang besar dengan tinggi hingga 30 meter yang menyapu pantai barat Sumatera dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Gelombang tsunami ini menyapu daratan dengan kecepatan mencapai 800 km per jam, yang membuat kota-kota di pesisir barat Aceh, termasuk Banda Aceh menjadi lautan mayat dan puing-puing bangunan.
Baca juga: Menilik Penyebab Tsunami Aceh 2004 yang Sempat Diisukan Sebagai Akibat Ledakan Bom Nuklir
Kini, kelamnya bencana Tsunami Aceh 2004 masih meninggalkan jejak di beberapa tempat.
Berikut adalah beberapa tempat wisata di Aceh yang dapat dikunjungi untuk melihat jejak bencana Tsunami Aceh 2004.
Baca juga: Smong, Kearifan Lokal yang Selamatkan Puluhan Ribu Warga Pulau Simeulue dari Tsunami Aceh 2004
Museum Tsunami Aceh berdiri pada tahun 2008 memang sengaja dibangun untuk memperingati peristiwa tsunami tahun 2004.
Lokasi Museum Tsunami Aceh tak jauh dari Masjid Baiturrahman, yaitu di Jalan Sultan Iskandar Muda No 3, Gampongn Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Ketika memasuki ruangan museum, pengunjung akan melewati sebuah lorong kecil gelap gulita, dengan air terjun di sisi kiri dan kanan yang mengeluarkan suara gemuruh air
Hal itu mengingatkan kembali pada Tsunami Aceh 2004 yang melanda Banda Aceh dan sekitarnya.
Setelah itu ada pula sebuah ruang bernama The Light of God yang terdapat ratusan ribu nama korban dari bencana Tsunami Aceh.
Bangunan museum yang dirancang Ridwan Kamil ini juga berfungsi sebagai serta pusat pendidikan dan tempat penampungan darurat jika daerah tersebut kembali terkena bencana tsunami.
Museum PLTD Apung yang menjadi saksi bisu bencana Tsunami Aceh 2004 berlokasi di Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh.
Bangunan ini awalnya berupa kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung dengan panjang 63 meter dan berat 2.600 ton dengan daya mencapai 10,5 megawatt.
Kuatnya gelombang pada kejadian Tsunami Aceh 2004 menyeret kapal ini sejauh 3 kilometer, dari pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue ke pusat kota Banda Aceh.