Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bayar Pajak, 4 Tempat Karaoke di Kabupaten Semarang Ditutup Satpol PP

Kompas.com - 21/12/2022, 14:08 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Empat tempat hiburan karaoke di kawasan Bandungan ditutup operasionalnya oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Semarang. Penutupan tersebut karena pengelola tempat hiburan tersebut tidak membayar pajak ke pemerintah daerah.

Menurut Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening, diperlukan langkah tegas agar pengelola tempat hiburan taat aturan.

"Ketaatan tersebut salah satunya ditunjukan dengan melakukan pembayaran pajak sesuai aturan. Jadi, kalau tidak membayar, petugas penegak perda harus bertindak tegas," ujarnya, Rabu (21/12/2022).

Baca juga: Puluhan Karaoke Liar dan Ratusan Lapak Ilegal di Flyover Tanjung Emas Semarang Gagal Dirobohkan

Bondan mengatakan, kawasan Bandungan yang menjadi tujuan wisata, banyak tempat hiburan karaoke.

"Setelah pandemi Covid-19, kunjungan ke tempat karaoke sudah pulih kembali, perekonomian mulai menggeliat," ungkapnya.

"Jadi kalau Covid-19 masih dijadikan alasan itu tidak tepat. Tempat karaoke yang lain bisa tertib membayar pajak, kenapa yang empat ini tidak? Saat Covid-19, juga sudah ada kebijakan keringanan, jadi semua harus taat aturan," kata Bondan.

Ironisnya, kata Bondan, di antara empat tempat karaoke tersebut, diketahui ada yang belum membayar pajak selama 29 bulan.

"Ini kan berarti dua tahun lebih tidak membayar. Kalau begini, selain dari pengelola tempat karaokenya, dari petugas penarik pajak juga perlu dievaluasi. Karena kita semua bergerak untuk meningkatkan pendapatan asli daerah," paparnya.

Dijelaskan Bondan, setelah ada tindakan tegas dari Satpol PP Kabupaten Semarang tersebut, tiga pengelola tempat karaoke menyatakan bersedia melakukan pembayaran pajak.

"Tinggal satu yang belum jelas. Tapi ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama pengelola tempat hiburan, wisata, dan restoran, ada aturan yang harus ditaati. Kalau tidak taat, ada konsekuensinya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com