Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Konsisten Turunkan Stunting 2,7 Persen Per Tahun, Pemprov Riau Terima Penghargaan dari BKKBN

Kompas.com - 06/12/2022, 19:38 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendapatkan penghargaan Kelembagaan yang Baik dalam Meningkatkan Upaya Konvergensi Stunting dari Daerah sampai ke Desa Kelurahan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI).

Penghargaan itu diberikan karena Pemprov Riau dianggap telah berhasil meningkatkan upaya konvergensi stunting sampai ke tingkat desa atau kelurahan.

"Terima kasih dan kami sangat mengapresiasi atas penghargaan yang telah diberikan kepada Provinsi Riau," ujar Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Riau Masrul Kasmy di Ballroom Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (06/12/2022).

Perlu diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus konsisten menyelesaikan permasalahan stunting di daerah. Komitmen ini pun membuahkan hasil, dibuktikan dengan penurunan tingkat stunting di masing-masing daerah di Riau.

Berdasarkan data, tingkat stunting di Riau setiap tahun mengalami penurunan. Pada 2013, tingkat stunting di Riau mencapai 36,8 persen. Kemudian turun menjadi 27,4 persen, 23,95 persen pada 2019, dan 22,3 persen pada 2021.

Baca juga: Apakah Stunting Memengaruhi Kecerdasan dan IQ Anak? Ini Kata Pakar

Berdasarkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2024, tingkat stunting di Bumi Melayu ini sudah mencapai 14 persen dengan rata-rata penurunan sebesar 2,7 persen per tahun.

Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto menjelaskan, permasalahan stunting merupakan salah satu tantangan pembangunan kualitas penduduk di Indonesia.

Stunting harus ditangani secara serius, karena sangat merugikan jika dibiarkan, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Pemerintah Indonesia pun berkomitmen mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai strategi menghadapi bonus demografi.

Prevalensi balita yang berstatus stunting telah mengalami penurunan dari sebesar 27,7 persen pada menjadi 24,4 persen pada 2021.

Baca juga: PAD Riau Meningkat, Gubri Ingatkan Jajaran untuk Tak Bergantung pada Bantuan dari Pusat

"Tentu situasi ini cukup menggembirakan bagi kita semua dan semoga penurunan prevalensi stunting sesuai dengan target dan harapan kita semua khususnya pada 2024 menuju 14 persen," jelas Tavip.

Tavip juga mengajak semua pihak mengingat sisa waktu yang ada untuk mencapai target penurunan tingkat stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Dia pun meminta koordinasi antarpihak di semua level pemerintahan terus ditingkatkan guna mencegah upaya-upaya penurunan angka stunting.

"Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, diperlukan kolaborasi komprehensif dengan mengajak berbagai pihak,” katanya.

Tavip menyebutkan, pelibatan setiap multisektor, baik swasta, akademisi organisasi profesi, media massa, mitra usaha dan pembangunan, serta masyarakat sangat penting untuk proses penurunan stunting di daerah.

Baca juga: Jalan dan Perkebunan Warga Ambles akibat Abrasi di Bengkalis Riau

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com