Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Datuk Syafar, Penjaga Hutan Adat Talun Sakti Jambi Hadapi Penambang Emas Ilegal

Kompas.com - 12/12/2022, 13:59 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Raut wajah Muhammad Syafar gusar. Saat dia tidur lelap semalam, aliran anak sungai di depan rumah papan miliknya mendadak keruh.

Dari kejauhan suara alat berat menderu, mengeruk bebatuan Sungai Batangasai yang membelah Desa Raden Anom, Kecamatan Batangasai, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Datuk Syafar--begitu warga sekitar memanggilnya--tinggal di Dusun Muaro Selaro, Desa Raden Anom. Wilayah yang masih terus menghadapi gempuran pengusaha tambang ilegal hingga saat ini.

Penambang saban hari menunggu Syafar lengah, lalu diam-diam masuk wilayahnya untuk merambah lahan di sekitar rumahnya. Merenggut petak-petak sawah dan merangsek ke dalam hutan adat Talun Sakti.

Baca juga: Maraknya Tambang Batu Bara Ilegal di Kaltim, Kebun Pun Ditambang Tanpa Sepengetahuan Pemilik

“Selagi saya masih ada, nyawa saya pertaruhkan, untuk menjaga wilayah ini. Mereka tidak akan pernah bisa masuk,” kata Datuk Syafar, Ketua Kesatuan Hutan (KTH) Adat Talun Sakti di rumahnya, Dusun Muaro Seluro, Desa Raden Anom, akhir Oktober 2022 lalu.

Sekitar dua bulan lalu, Syafar didatangi bos penambang emas ilegal pada malam buta.

Si bos penambang emas ilegal itu ingin menyogok Syafar dengan uang Rp 35 juta ditambah hasil pengerukan emas di sungai sepanjang 5 kilometer asal dia mau melepas wilayah Dusun Muaro Seluro menjadi area penambangan emas ilegal.

Tanpa berpikir panjang, Syafar mengusir tamu tak diundang tersebut.

Penolakan berbuntut panjang, diam-diam anak buah bos penambang emas ilegal membawa masuk alat berat ke wilayahnya sehingga nyaris bentrok dengan warga.

Syafar dan warga pria lain tak sendirian. Ibu-ibu turut mengadang alat berat di pangkal jembatan gantung menuju Dusun Muaro Seluro.

“Ibu-ibu itu membawa obor. Kalau mereka tidak mundur. Alat berat itu sudah dibakar. Sampai sekarang, kami tetap teguh mempertahankan wilayah Dusun Seluro dari gempuran penambang emas ilegal,” kata lelaki yang sehari-hari bertani dan menjaga hutan itu.

Ketegaran Syafar dalam menjaga hutan, membuatnya diganjar penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kelompoknya juga telah menerima dana imbal jasa karbon sebesar Rp 50 juta pada tahun lalu.

Petani sedang menjemur padi hasil panen yang mengalami penurunan produksi karena saluran irigasi mulai terganggu karena aktivitas penambangan emas ilegalKOMPAS.com/SUWANDI Petani sedang menjemur padi hasil panen yang mengalami penurunan produksi karena saluran irigasi mulai terganggu karena aktivitas penambangan emas ilegal

Hutan adat Talun Sakti menjadi benteng terakhir cadangan air. Kalau hutan dengan luas sekitar 641 hektar rusak, mata air terakhir berhenti mengalir. Akibatnya sawah-sawah mengering dan masyarakat kehilangan sumber pangan.

Sebelum ada penambangan emas ilegal, kata Syafar, hasil panen bisa bertahan sampai setahun.

Namun sejak ada alih fungsi lahan sawah menjadi area penambangan emas ilegal, cadangan beras masyarakat hanya bertahan 2-3 bulan.

Baca juga: Selama 13 Tahun Sudah 4 Kali Terjadi Ledakan di Lubang Tambang di Sawahlunto, Total 49 Pekerja Tewas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com