LEMBATA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) menanggapi banyaknya keluhan warga terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Lembata El Mandiri El mengatakan, kelangkaan disebabkan berkurangnya kuota BBM yang dialokasikan ke wilayah itu.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemkab Lembata Minta Kuota Minyak Tanah Ditambah
Bahkan kuota yang diterima tidak sebanding dengan kabupaten lain, seperti Nagekeo, Alor dan Malaka.
"Kita masih lebih rendah (dibandingkan) dengan daerah lain," ujar El saat dihubungi, Jumat (2/12/2022).
Ia mencontohkan, tahun 2022, Kabupaten Nagekeo mendapat kuota BBM jenis solar dan premium sebanyak 8.743 kL, Alor 10.858 kL, Malaka 6.436 kL, sedangkan Lembata hanya mendapat 4.425 kL.
Kuota ini, beber El, tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat Lembata.
Baca juga: 2 Kelompok Pemuda di Atambua NTT Bentrok, 4 Lapak Pedagang Rusak, 1 Sepeda Motor Hangus Dibakar
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lembata mencatat, jumlah penduduk pada tahun 2022 sebanyak, 141.354 jiwa.
Jumlah ini meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 135.930 jiwa.
"Daerah ini juga memiliki karakteristik khusus sebagai kabupaten kepulauan yang mempunyai ketergantungan sangat tinggi terhadap suplai barang dari luar termasuk BBM," ujarnya.