GROBOGAN, KOMPAS.com - Jerit tangis pecah saat jenazah Tenaga Kerja Wanita (TKW) Sulipah (38) dan balitanya Abdul Ahesan (4) tiba di rumah duka di Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (30/11/2022) sekitar pukul 15.00.
Jenazah yang telah ditunggu ratusan pelayat diantar menggunakan dua unit ambulans dari Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jateng.
Sebagai catatan, Sulipah dan anak bungsunya itu ditemukan tewas tenggelam di perairan Kabil, Nongsa, Kota Batam setelah kapal boat pancung yang ditumpangi bersama enam orang mengalami kecelakaan, Selasa (15/11/2022) dini hari.
Baca juga: Kapal Kecelakaan, TKW Grobogan dan Balitanya Tenggelam di Perairan Batam
Sub Koordinator Perlindungan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jateng Rodli menyampaikan permohonan maaf karena kepulangan jenazah harus tertunda lama hingga dua pekan.
Salah satu faktor penyebabnya, kata Rodli, menunggu penghentian proses pencarian korban lainnya oleh tim SAR gabungan. Selain itu harus mengikuti prosedur pemeriksaan medis dari kepolisian.
"Dari delapan penumpang yang tenggelam, dua hilang, satu selamat dan lima meninggal," kata Rodli usai menyerahkan jenazah ke rumah duka.
Rodli mengatakan kepulangan dua jenazah tersebut difasilitasi pembiayaan dari Pemkab Grobogan dan Pemprov Jateng. Hanya saja, Sulipah tidak menerima uang asuransi lantaran tak tercatat sebagai PMI legal di BP3MI Jateng.
"Kepulangan ditanggung Rp 15 juta dari Pemkab Grobogan dan Rp 15 Juta dari Pemprov Jateng. Tak ada asuransi karena nonprosedural, tapi karena pertimbangan ekonomi, kami kasih santunan Rp 2,5 juta," terang Rodli.
Berdasarkan pantauan, dua jenazah tersimpan rapat di dalam peti putih berbungkus plastik. Jenazah diketahui diterbangkan dari Batam menuju Semarang menggunakan Super Air Jet. Setelah itu jenazah dipulangkan ke kampung halamannya menumpang ambulans.
Kepala Desa Tambakselo Joko Prasetyo mengatakan, Sulipah yang mengajak putra bungsunya sebelumnya berpamitan dengan keluarga hendak kembali ke Malaysia. Sulipah diketahui sudah sejak Ramadhan tinggal di kampung halamannya.
Baca juga: Pengirim TKI Ilegal yang Kapalnya Terbalik di Perairan Batam Ditangkap di Banten
Di Kantor Desa Tambakselo, Sulipah tercatat sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia sudah lebih dari 15 tahun.
"Sulipah itu ART di Malaysia. Suami pertama meninggal dan kemudian menikah dengan warga Bangladesh di Malaysia. Ngontrak disana. Bulan puasa lalu Sulipah sempat mengajak suaminya pulang, namun suaminya balik duluan ke Malaysia," ungkap Joko.
Dijelaskan Joko, kabar ditemukannya jasad Sulipah di perairan Kabil, Nongsa, Kota Batam pertama kali diketahui oleh putri sulung Sulipah, Anis Sekar Arum (21) melalui media sosial. Jenazah Sulipah pun dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kepri untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Jenazah Sulipah ditemukan siang itu juga, sementara balitanya tiga hari setelahnya," pungkas Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.