SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan pengalamannya menindak langsung penambang ilegal.
Ia mengaku tidak disukai banyak teman karena meminta mereka mengurus izin galian c.
"Banyak saat itu didelegasikan ke saya, semua telepon saya minta izin galian c dan mereka adalah teman-teman saya. Saiki do sengit mbek (sekarang pada benci sama) aku, karena saya bilang, silakan diurus izinnya dan mereka tidak ada yang mau," kata Ganjar, dalam sambutan acara Seminar Penataan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) di Jateng dan DIY, di gedung Gradhika Bhakti Praja, pada Senin (28/11/2022).
“Please mau kita atur. Kalau enggak, lingkungan ini nanti rusak semuanya dan daerah enggak dapat apa-apa, apalagi kalau sudah ilegal,” tambah Ganjar selesai acara.
Acara itu dihadiri Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron secara virtual.
Baca juga: Soal Tambang Ilegal di Klaten, Ganjar: Saya Tahu Bekingnya Gede-gede di Sana
Lalu, hadir langsung Direktur Koordinasi Supervisi Wil III KPK RI, Brigjen Bachtiar Ujang Purnama, Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigjen Pipit Rismanto beserta 35 kepala daerah dan forkopimda terkait.
Ganjar mengatakan, seminar ini menjadi penting karena selama ini masyarakat banyak mengeluh soal akses jalan rusak hingga sumber mata air hilang.
“Kemarin Wali Kota Solo cerita, wah ini beking-nya berat. Wah, terus kemudian netizen bercerita,” beber Ganjar.
Ganjar mengapresiasi kedatangan KPK, Bareskrim dan Kejaksaan, Kementerian ESDM hingga Kemendagri yang hadir memberikan seminar tersebut.
Ia mengajak seluruh komponen di Jateng melek pada isu galian C ini. Sehingga nantinya tak ada cerita sedih di kemudian hari akibat penambangan ilegal.