KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan yang bercorak Islam di Sumatera yang pernah berkuasa pada abad ke-13 hingga abad ke-16.
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu pada tahun 1267 M.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Samudera Pasai adalah pusat perniagaan yang penting. Tempat tersebut dikunjungi para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Arab, Persia, dan Siam.
Komoditi utamanya adalah lada.
Hal ini karena, letaknya yang sangat strategis dekat dengan Selat Malaka, atau tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang tersebut digunakan secara resmi di kerajaan.
Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada abad ke-16.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai digunakan ahli sebagai sumber sejarah.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera pasai meninggalkan makam dengan nisan yang bentuknya sangat indah, salah satunya adalah makam Sultanah Nahrasiyah.
Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.
Sultanah Nahrasiyah adalah ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai dan merupakan keturunan Sultan Malik as Saleh.
Pada batu nisan Sultanah Nahrasiyah terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Ayat Kursi dan Surat Yasin.
Nisan Sultanah Nahrasiyah didatangkan langsung dari Kamboja
Sultan Malik Al Saleh atau Marah Silu adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai.