KOMPAS.com - Tiga orang anak positif terinfeksi virus polio namun tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di wilayah Kabupaten Pidie, Aceh.
Virus polio terdeteksi usai ketiga anak berusia di bawah lima tahun itu menjalani pemeriksaan tinja melalui metode Targeted Healthy Stools Sampling sesuai rekomendasi organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO).
Pemeriksaan itu dilakukan sebagai tindak lanjut atas penemuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, pada awal November lalu.
19 anak sehat berusia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar lokasi dan tidak memiliki kontak dengan pasien polio pada awal November lalu itu diperiksa.
Baca juga: 3 Kasus Baru Positif Polio Tipe 2 Ditemukan di Pidie Aceh, tapi Tidak Bergejala
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Muhammad Syahril mengatakan, penelusuran epidemiologi dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi transmisi di komunitas atau belum.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” kata Syahril, Jumat (25/11/2022).
Akan tetapi, dia menjelaskan, ketiga anak tersebut tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak mengalami gejala lumpuh layuh mendadak.
Syahril menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan, termasuk skrining dari rumah ke rumah untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.
Dia menekankan, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya dapat bertahan seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan, dan belum ada obatnya.
Baca juga: Kasus Polio di Pidie, Orangtua Mengaku Anaknya Tak Pernah Diberi Imunisasi
Meski begitu, Syahril menerangkan, penyakit polio bisa dicegah dengan imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.
“Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak-anak kita dengan memberikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” ujar Syahril.
Selain itu, dia menambahkan, perilaku hidup bersih dan sehat juga sangat berperan dalam mencegah penyebaran penyakit polio di tengah masyarakat.
Dia menuturkan, adanya kasus polio pada ketiga anak di Pidie dapat mencerminkan perilaku masyarakat di sekitarnya.
Menurut Syahril, masih ada warga yang buang air besar (BAB) di sungai secara langsung. Meski tersedia toilet, namun pembuangan langsung mengalir ke sungai.
Baca juga: Wapres Minta Polio Segera Diatasi agar Tak Jadi Pandemi
Padahal, lanjut Syahril, sungai digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk tempat bermain anak-anak.
“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai bukan di jamban, sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.