Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Antisipasi Ancaman Longsor Kembali, Mensos Sarankan Penanganan Bencana Berbasis Kearifan Lokal

Kompas.com - 19/11/2022, 20:37 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa kearifan lokal bisa menjadi solusi bagi penanganan bencana di daerah.

Penanganan bencana tersebut juga berlaku untuk mengatasi longsor di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal tersebut disampaikan Risma saat mengunjungi lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Gowa, Sabtu (19/11/2022).

Saat di lokasi bencana, ia mengamati dengan seksama kontur tanah di sekeliling titik longsor. Risma tampak melihat adanya bagian dataran tinggi dengan sebagian tanahnya gugur sebagai longsoran.

"Iya (setelah melihat bekas longsoran) tadi, saya pikir untuk menahannya harus dari atas ini, dengan menggunakan potongan-potongan bambu," kata Risma dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: Korban Hilang Jembatan Ambruk di Tasikmalaya Belum Ditemukan, Motor dan Helm Terkubur Longsoran

Sebab, lanjut dia, apabila di bagian atas atau dataran tinggi tidak ditahan, air akan mengalir sangat cepat dari atas ke bawah. Bahkan, kecepatannya bisa sangat tinggi.

Oleh karenanya, Risma kembali mengatakan bahwa kearifan lokal berperan penting dalam penanganan bencana.

Hal tersebut, kata Risma, bisa dilakukan untuk menangani bencana di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa yang merupakan titik longsor terparah dengan sebaran cukup luas.

“Potensi bahaya semakin terbuka dengan adanya sungai di hulu yang siap mengalirkan air dengan debit tinggi bila hujan lebat,” ujar Risma.

Apabila tidak dicarikan jalan keluar, kata dia, aliran air dari sungai akan meluncur deras ke bawah. Hal tersebut berpotensi menggugurkan tanah di sekitarnya ke area jalan raya dan pemukiman warga.

Baca juga: Warga Gunungkidul Tewas Tersengat Aliran Listrik Saat Membetulkan Rumah

"Nah, ternyata Pak Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Pak Wakil Bupati (Wabup) Gowa Abdur Rauf Malaganni tadi juga menyampaikan bahwa di atas ada sungai," kata Risma.

Ia mengatakan bahwa ceruk sungai bisa diperdalam untuk menahan laju air. Apabila air tersebut tumpah ke bawah, maka laju air akan semakin kencang dan seperti air terjun. Namun, apabila laju air di atas ditahan maka akan mengurangi risiko bencana.

"Sebetulnya, cara ini sangat tradisional dan sudah ada dari dulu, dilakukan oleh nenek moyang kita," kata dia.

Menurut Risma, cara sederhana penanganan bencana dengan mengangkat kearifan lokal justru lebih mampu bertahan lama.

"Kalo kita lakukan dengan kearifan lokal, saya pikir itu jauh lebih sustainable daripada kalo dibuat proyek-proyek (yang menghabiskan lebih banyak dana)," ucapnya.

Baca juga: Menilik Proyek Infrastruktur Nasional dalam Konektivitas Karawang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com