MANOKWARI, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat mencatat, sejumlah daerah di Provinsi Papua Barat merupakan daerah rawan bencana alam berupa banjir dan longsor.
"Daerah rawan bencana di Papua Barat ini termasuk di Manokwari, kemudian Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Kota Sorong serta Kabupaten Fakfak," kata Kepala BPBD Papua Barat, Derek Apnir, Kamis (17/11/2022).
Menurut Apnir, potensi bencana paling tinggi ada di Manokwari dan Kota Sorong.
Baca juga: RUU Papua Barat Daya Disahkan Hari Ini, Lambert Jitmau: Perjuangan 20 Tahun sampai di Pengujung
"Potensi bencana di dua kota ini disebabkan karena faktor demografi penduduk yang padat. Lalu kemudian lingkungan yang sudah mulai tergusur karena kepentingan pembangunan," ucapnya.
Apnir mengingatkan, potensi bencana alam di berbagai daerah yang ada di Papua Barat ini karena kerusakan hutan akibat penebangan liar dan penambangan emas secara ilegal yang dilakukan di berbagai tempat.
"Soal penambangan emas ilegal ini kami sudah ingatkan pemilik hak wilayat tanah tentang dampak bencana alam yang akan terjadi. Selain itu Bapak Kapolda juga telah membentuk tim untuk dilakukan penyisiran," ucapnya.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 16 November 2022
Sementara itu, personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, SAR serta BPBD Papua Barat, menggelar apel kesiapsiagaan di halaman Mapolda Papua Barat, Kamis (17/11/2022). Apel itu dipimpin oleh Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga.
Daniel menyampaikan agar seluruh jajaran menyiapkan diri secara maksimal dengan sumber daya yang dimiliki.
"Terutama personel dan sarana dan prasarana untuk berperan secara aktif dalam penanggulangan bencana alam dan Covid-19," katanya.
"Bentuk satuan tugas inti dan cadangan yang sewaktu-waktu dapat digerakkan ke lokasi terjadinya bencana dengan menerapkan protokol kesehatan. Petakan serta pantau setiap perkembangan situasi yang terjadi pada daerah-daerah yang dianggap rawan terjadinya bencana dan penyebaran Covid-19," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.