MAUMERE, KOMPAS.com - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sikka melaporkan jumlah penderita stunting di wilayah itu mencapai 3.174 orang atau 13,8 persen dari total jumlah anak.
Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Sikka Maria Bernadina Nenu menyebutkan, jumlah ini berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada Agustus 2022.
Baca juga: 6 Desa di Lembata Akan Jadi Rujukan Studi Banding Penanganan Masalah Stunting
"Di bulan Februari 2022 prevalensi stunting 17,2 persen atau sebanyak 3.984 orang mengalami penurunan pada bulan Agustus yakni 13,8 persen. Turunnya kurang lebih hampir 4 persen," ujar Bernadina saat ditemui, Kamis (10/11/2022).
Bernadina mengatakan, 3.174 anak yang mengalami stunting datang dari keluarga berisiko stunting yang mencapai 36.240 keluarga.
Mereka tersebar hampir di semua kecamatan. Namun, paling banyak di Kecamatan Tanawawo, Waiblama, Alok, Alok Barat, dan Alok Timur.
"Sebarannya hampir merata, tetapi yang paling banyak di lima kecamatan itu," katanya.
Menurut Bernadina, stunting tidak hanya disebabkan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit infeksi, dan polah asuh. Bahkan, banyak anak stunting berasal dari keluarga mampu.
"Banyak anak stunting itu dari keluarga yang mampu. Karena itu yang dilihat tidak hanya pertumbuhan dari balita tetapi juga perkembangannya," katanya.
Bernadina mengungkapkan, meski mengalami penurunan jumlah penderita stunting, tetapi capaian itu masih jauh dari target.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Pemkab Sikka menargetkan angka prevalensi stunting harus nol persen.
Baca juga: Dari 144 Desa di Lembata, Baru 6 yang Dinyatakan Zero Stunting, Ini Kata Dinkes
"Ini masih jauh dari target, target kita turunnya satu digit. Kabupaten Sikka menaruhnya sampai nol persen di RPJMD," katanya.
Pihaknya, lanjut dia, terus melakukan berbagai upaya penanganan stunting mulai dari pencegahan hingga promosi. Namun, perlu intervensi semua instansi agar target yang ditetapkan bisa tercapai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.