Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Produsen Obat Sirup Diperiksa Polisi, Menteri PMK: Kita Lihat Proses Hukumnya

Kompas.com - 07/11/2022, 05:20 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy meminta kepada produsen obat sirup yang telah dinyatakan aman berdasarkan hasil laboratorium untuk mengubah kemasannya.

Dia berharap, para produsen nantinya dapat mencantumkan hasil uji laboratorium itu pada kemasan obat sirup yang diproduksinya.

"Saya mohon produsen yang nanti obatnya itu sudah dinyatakan aman dapat mengumumkan sendiri, misalnya botol (obat sirup) diberi label bahwa ini sudah dinyatakan bebas dari etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) (di atas ambang batas aman)," kata Muhadjir di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (6/11/2022).

"Tapi itu terserah dari masing-masing perusahaan," imbuhnya.

Baca juga: Menteri PMK Minta Obat Sirup yang Dinyatakan Aman Tuliskan Hasil Uji di Kemasan

Dia menjelaskan, penyelidikan kasus penyebab gagal ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) yang menyerang ratusan anak di Indonesia telah dilakukan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, beberapa perusahaan diperiksa lantaran obat sirup anak buatannya terdeteksi mengandung EG dan DEG.

"Sudah ada tiga perusahaan yang sekarang (menjalani) tahap penyidikan oleh pihak Polri (Kepolisian Republik Indonesia). Nanti akan kita lihat proses hukumnya," ujar Muhadjir.

Menurutnya, pengujian terhadap semua obat sirup anak ini adalah upaya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mencegah terjadinya kasus gagal ginjal akut.

"(Pemerintah) akan menguji semua obat (sirup), yang betul-betul sudah tidak berbahaya atau aman nanti bisa kita lepas secara bertahap," pungkasnya.

Baca juga: Bisa Diretur, Tak Ada Alasan Apoteker Simpan Obat Sirup yang Dilarang

Jumlah kasus gagal ginjal akut turun

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengeklaim bahwa jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia menurun usai adanya larangan mengonsumsi obat sirup.

"Saya juga mau sampaikan, begitu kita hentikan peredaran obat sirupnya, itu bisa menurunkan secara drastis insiden (pasien gagal ginjal akut) yang masuk (rumah sakit)," kata Budi di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat (28/10/2022).

"Jadi (rumah sakit umum pusat atau RSUP) Cipto Mangunkusumo yang biasanya tiap hari (pasien gagal ginjal akut) masuk, sekarang jadi tidak terima lagi. (RSUP) Sanglah juga sama, tidak terima lagi," lanjutnya.

Menurut Budi, kemungkinan terbesar penyebab serangan gagal ginjal akut pada anak adalah zat kimia berbahaya yang terdapat pada obat sirup.

"Faktor risikonya sangat besar sekali dari sana (zat berbahaya dalam obat sirup) karena kita sudah periksa bayi yang terkena (gagal ginjal akut), ada senyawa kimia itu," ucap Budi.

Baca juga: Kasus Kematian Anak Gagal Ginjal Akut di Tasikmalaya Bukan karena Obat Sirup Dilarang

"Kita sudah biopsi ginjalnya terbukti juga ada, dan kita sudah cek obat-obat yang ada di rumah (pasien). Jadi risikonya sangat besar," tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati, Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Krisiandi, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com