SUMENEP, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalianget Sumenep, Jawa Timur, meminta nelayan di sepanjang pesisir hingga daerah Kepulauan Sumenep mewaspadai cuaca ekstrem.
Kepala BMKG Kalianget Sumenep, Usman Holid mengatakan, cuaca ekstrem tersebut terjadi pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Saat ini sedang masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, di saat peralihan musim rentan terjadi fenomena cuaca ekstrem di antaranya angin kencang, kilat, petir, hujan deras, hingga puting beliung," kata Usman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/11/2022).
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Hama Tikus Menggila, 4 Hektar di Salatiga Sawah Gagal Panen
Usman menyebut, perubahan cuaca ekstrem pada masa peralihan sangat mempengaruhi keselamatan pelayaran perahu nelayan saat tengah mencari ikan.
Apalagi, saat masa peralihan musim seperti sekarang ini, fenomena kemunculan awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol bergulung-gulung kerap kali ditemukan di tengah laut. Kemunculan awan itu sangat membahayakan bagi nelayan.
"Perlu diwaspadai di saat saat sekarang ini adalah keberadaan awan Cumulonimbus ini yang bisa memicu peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang," tuturnya.
Puncak musim hujan periode 2022/2023 sendiri diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2023. Selama musim itu pula, nelayan tetap diminta waspada saat melakukan penangkapan ikan.
Selain membaca tanda-tanda alam seperti kemunculan awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol bergulung-gulung, lanjut dia, nelayan perlu juga mengakses informasi cuaca real time yang dirilis BMKG.
"Imbauan kami masyarakat terutama nelayan agar lebih waspada. Informasi dari BMKG melalui aplikasi Info BMKG bisa dijadikan pijakan keputusan, apakah akan melaut atau tidak. Kapan harus berlayar, dan kapan harus menunggu," pungkasnya.
Baca juga: Warga Aceh, BMKG Ingatkan 10 Wilayah Ini Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem
Sejak musim peralihan terjadi, sejumlah nelayan di Kabupaten Sumenep dilaporkan dihempas ombak imbas gelombang tinggi yang terjadi.
Terbaru, Seorang nelayan asal Masalembu Sumenep bernama Saleh (50) terombang-ambing di tengah laut usai perahu miliknya diterjang angin kencang saat mencari ikan di perairan Masalembu, Rabu (26/10/2022).
Nelayan itu pun kemudian selamat usai berenang sekitar 8 Jam ke arah kapal yang sedang melintas di perairan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.