Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Lima Alat Musik Etnik Nusantara Berkolaborasi di Rangkasbitung, bak Alunan Musik dari Surga...

Kompas.com - 25/10/2022, 10:43 WIB
Acep Nazmudin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Lagu gundul-gundul pacul mengalun lembut di Museum Multatuli Rangkasbitung. Alunan tersebut bersumber dari lima alat musik petik tradisional yang berbeda-beda.

Lima alat musik itu yakni kacapi buhun dari Baduy Banten, sasando dari Nusa Tenggara Timur, sape dari Kalimantan Barat, kulcapi dari Sumatera Utara, dan siter dari Yogyakarta.

Kendati berbeda, suara yang dihasilkan seolah mampu membius puluhan penonton yang hadir. Mereka terdiam saat musik dimainkan dan tepuk tangan riuh setelah pertunjukan selesai.

Baca juga: Alat Musik Tradisional Kecapi: Asal, Cara Memainkan, Fungsi, dan Bahan Pembuatan

"Gundul-gundul Pacul" adalah lagu yang dimainkan sebagai pamungkas. Sebelumnya sejumlah lagu mulai dari tradisional, pop, dangdut, hingga barat juga dipertunjukkan.

Pertunjukan musik ini adalah satu di antara rangkaian Festival Batara Endah Sora Instrumen dari Sorga yang digelar di Museum Multatuli Rangkasbitung, Sabtu (22/10/2022), oleh Komunitas Aing.

“Ini merupakan rangkaian dari pelatihan yang digelar selama dua bulan, peserta belajar kacapi buhun dan diakhir latihan saya inisiatif undang lima pemusik petik tradisional dari seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dalam satu panggung,” kata Niduparas Erlang, ketua Komunitas Aing kepada Wartawan, Sabtu.

Kolaborasi lima alat musik petik tradisional ini bisa dibilang suatu hal yang langka. Bahkan, menurut Erlang, pertama kali dilakukan di Indonesia.

Baca juga: Konser Nada Nusantara di Borobudur Hadirkan Alat Musik Tradisi yang Nyaris Punah

Dalam tajuknya, kolaborasi ini disebut memperdengarkan alunan instrumen dari Surga. Sebab, alat musik yang digunakan, terutama kacapi buhun penghasil bunyi-bunyian dari Surga.

Kacapi buhun dalam naskah kuno disebut sebagai instrumen musik atau bunyi-bunyian yang ada di Surga, bukan hanya di dunia. Bahkan dalam anggapan masyarakat Baduy tradisi Kacapi ini mereka persembahkan juga untuk Dewata atau Tuhan,” kata dia.

Selain kacapi buhun, alat musik petik tradisional lainnya yang dikolaborasikan erat kaitannya dengan kehidupan dan kematian.

Misalnya alat musik sape dari Kalimantan yang biasanya dipakai oleh Suku Dayak untuk mengiringi tradisi penting mulai dari pernikahan hingga kematian.

Pemetik sape yang hadir dalam festival tersebut, Deliana Winki mengatakan, jika bunyi-bunyian yang dihasilkan dari petikan sape memiliki alunan magis yang bisa mengubah suasana pendengar.

Sape dipetik menggunakan feeling, ketika memainkan Sapu ada seusatu yang membuat kita seperti magis, orang yang mendengarkan serasa ada di alam,” kata Deliana.

Deliana mengungkapkan, sape sebelumnya hanya bisa dimainkan oleh Suku Dayak. Tapi belakangan sudah banyak anak muda yang tertarik mempelajarinya, termasuk dirinya.

Dia sendiri sudah menjadi pemetik sape tiga tahun belakangan ini. Dengan musik sape, ia bisa keliling Indonesia memainkan sekaligus memperkenalkan sape ke khalayak.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Sekda Kabupaten Semarang: Liburnya Sudah Cukup

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Sekda Kabupaten Semarang: Liburnya Sudah Cukup

Regional
Politisi PAN Siap Bertarung dalam Pilkada 2024 Menjadi Bupati Ende

Politisi PAN Siap Bertarung dalam Pilkada 2024 Menjadi Bupati Ende

Regional
217 Kecelakaan Terjadi di Jateng Selama Mudik Lebaran 2024

217 Kecelakaan Terjadi di Jateng Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Cekcok, Pria di Bangkalan Tega Bacok Paman Sendiri hingga Tewas

Cekcok, Pria di Bangkalan Tega Bacok Paman Sendiri hingga Tewas

Regional
Gubernur Bengkulu Pastikan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau Diteruskan

Gubernur Bengkulu Pastikan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau Diteruskan

Regional
Gelisah Ngatiyem, Pembuat Selongsong Ketupat Didominasi Orang Tua

Gelisah Ngatiyem, Pembuat Selongsong Ketupat Didominasi Orang Tua

Regional
Cabuli Mantan Murid hingga Hamil, Oknum Guru SMP di Pontianak Ditangkap

Cabuli Mantan Murid hingga Hamil, Oknum Guru SMP di Pontianak Ditangkap

Regional
Polisi Periksa Kelaikan Bus ALS yang Terbalik di Malalak, Agam

Polisi Periksa Kelaikan Bus ALS yang Terbalik di Malalak, Agam

Regional
Suami di Magelang Aniaya Istri Pakai Kapak, Awalnya Cemburu Lihat Chat di Ponsel Korban

Suami di Magelang Aniaya Istri Pakai Kapak, Awalnya Cemburu Lihat Chat di Ponsel Korban

Regional
Tiga Kepala OPD di Solo Terima Parsel Lebaran, Kepala Inspektorat: Disalurkan ke Panti Asuhan

Tiga Kepala OPD di Solo Terima Parsel Lebaran, Kepala Inspektorat: Disalurkan ke Panti Asuhan

Regional
Polisi Penemu Rp 100 Juta Milik Pemudik Diberi Beasiswa Sekolah Perwira

Polisi Penemu Rp 100 Juta Milik Pemudik Diberi Beasiswa Sekolah Perwira

Regional
Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Regional
FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati, Apa Itu?

FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati, Apa Itu?

Regional
Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Regional
Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com