SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, melakukan persiapan ancaman krisis pangan meski lahan untuk pertanian tinggal 1.600 hektar.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan, lahan pertanian menjadi ujung tombak Kota Lumpia untuk menghadapi krisis pangan.
"Dari kita masih punya lahan sawah di pertanian sekitar 1.600 hektar," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Tiga Strategi Ganjar Hadapi Krisis Pangan 2023, Subsidi Pupuk hingga Genjot Produksi Kedelai
Meski hanya tinggal sekitar 6 persen lahan pertanian di Kota Semarang, Hernowo mengaku masih optimistis jika kebutuhan pangan di Kota Semarang masih cukup.
"Ada 40 persen luasan wilayah Kota Semarang ini merupakan lahan hijau. Itu yang kita optimalkan juga," ujarnya.
Dia menjelaskan, berbicara soal krisis pangan sudah menjadi peringatan bagi semua orang, tak hanya warga Kota Semarang.
"Sebelum ada peringatan itu kita sudah melakukan upaya budidaya urban farming juga," imbuhnya.
Urban farming menjadi salah satu solusi karena lahan pertanian di Kota Semarang terbatas. Meski demikian, jika dibandingkan dengan kota besar lain, lahan pertanian di Kota Semarang termasuk luas.
"Kita sudah ada Peraturan Wali Kota Semarang atau Perwal soal urban farming juga," paparnya.
Melalui peraturan tersebut, warga bisa memanfaatkan semua potensi di lahan Kota Semarang untuk dilakukan gerakan urban farming secara masif.
"Kita sudah melakukan itu beberapa tahun yang lalu," ujarnya.
Dia menegaskan, untuk menghadapi ancaman inflasi dan krisis pangan pada 2023 mendatang tak cukup pemerintah saja yang bergerak.
"Harus ada sinergi semua elemen pemerintah dan warga," pesannya.
Baca juga: Bahas Soal Potensi Krisis Pangan Dunia, Ganjar: Alhamdulillah Kita Hidup di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.