Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Menjual Obat Sirup, Dinkes Nunukan "Warning" Apotek yang Jual Obat-obatan dari Malaysia

Kompas.com - 21/10/2022, 18:37 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluarkan larangan penjualan obat sirup, menyusul keluarnya larangan penjualan obat cair, oleh Kementrian Kesehatan RI.

Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Nunukan, Sabaruddin mengatakan, imbauan dan larangan penjualan obat berbentuk sirup, telah menjadi warning bagi seluruh layanan dan fasilitas kesehatan di Kabupaten Nunukan.

"Kita sudah sebarkan SE berbentuk larangan bagi seluruh fasilitas kesehatan, RSUD, RS Pratama, Puskesmas, Pustu, klinik TNI–Polri, maupun apotek swasta, sebagai tindak lanjut adanya larangan Kemenkes untuk penjualan dan pemakaian obat berbentuk sirup," ujarnya, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Apotek di Kota Mataram Berhenti Jual Obat Sirup, Anak yang Sakit Disarankan ke Puskesmas

Bahkan, kata Sabar, Dinkes Nunukan juga mendatangi sejumlah pedagang obat keliling, serta toko khusus obat-obatan yang dipasok dari Malaysia agar sementara ini, tidak memajang atau menjual obat berbentuk cair.

Ia meminta pihak apotek memisahkan obat-obatan cair yang sementara ini masih dilarang, untuk antisipasi penyakit gagal ginjal misterius yang tengah marak di berbagai wilayah.

"Di Nunukan, ada toko obat yang menjual obat obatan yang dipasok dari Malaysia. Kita sudah minta sebaiknya yang berbentuk cair, jangan sampai dipajang di etalase untuk menghindari kelalaian. Kita lakukan pengawasan dan antisipasi dini," tegasnya.

"Kami juga sudah bersurat ke semua Nakes, dokter, agar tidak meresepkan obat obatan cair," imbuhnya.

Selain itu, sosialiasi diberikan pada masyarakat, termasuk imbauan agar tidak panic ketika mengalami gejala layaknya gagal ginjal misterius.

Gejala gagal ginjal, identik dengan kondisi anuria, susah kencing atau hanya keluar urine sedikit sedikit, disertai batuk dan demam.

Baca juga: Obat Sirup Anak Masih Dijual di Karimun, Dinkes Kepri Terbitkan Surat Edaran

"Kalau mengalami gejala layaknya gagal ginjal misterius, tidak usah panic. Langsung saja ke Faskes untuk diagnosis pastinya," katanya lagi.

Sampai hari ini, Dinkes Nunukan belum mendapatkan adanya laporan penyakit yang tengah menjadi pemberitaan berbagai media massa ini.

Aplikasi deteksi dan kewaspadaan dini, yang dipantau Dinkes Nunukan, belum mencatat adanya laporan penyakit gagal ginjal misterius yang kini menjadi momok menakutkan tersebut.

"Kita imbau masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Hindari mengkonsumsi obat obatan cair, dan mohon jangan membeli obat di kios kios yang tidak memiliki izin penjualan obat," kata Sabaruddin.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut, Apotek di Lebak Tarik Obat Sirup yang Diduga Mengandung EG DEG

Obat sirup, dilarang dan ditarik dari peredaran oleh BPOM, karena mengandung cemaran Etilen glikol yang melebihi ambang batas.

Etiel glikol diduga menjadi penyebab maraknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak balita.

Instruksi itu tertuang dalam surat edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com