Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Petakan 7 Potensi Bencana di Lampung, dari Banjir, Tsunami, hingga Karhutla

Kompas.com - 14/10/2022, 16:47 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung telah memetakan wilayah dengan risiko bencana alam di seluruh kabupaten/kota.

Dari wilayah berisiko bencana alam ini, sejumlah karakteristik wilayah dan tingkat ancaman pun sudah dipetakan.

Kepala BPBD Provinsi Lampung Rudy Sjawal Sugiarto menjelaskan, risiko dan ancaman bencana alam tidak berbanding lurus karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Rudy, suatu wilayah bisa saja memiliki risiko tinggi tetapi ancamannya rendah karena kesiapsiagaan dan kewaspadaan warganya.

"Atau sebaliknya, misalnya risiko rendah seperti hanya genangan air, tapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat rendah, bisa menjadi ancaman tinggi," kata Rudy.

Baca juga: 14 Wilayah di Jakarta Berpotensi Tanah Bergerak, Ahli: Itu Kondisi Wajar, tapi Bisa Jadi Bencana...

Berkaitan dengan ini, Rudy memaparkan ancaman dan karakteristik sejumlah wilayah di Provinsi Lampung, yaitu:

1. Ancaman banjir

Ancaman tinggi bencana banjir terdapat di tiga wilayah sungai, yakni Sungai Mesuji-Tulang Bawang, Sungai Seputih, dan Sungai Semaka.

2. Ancaman longsor

Ancaman longsor berpotensi terjadi pada daerah yang memiliki kondisi geologi labil, baik itu ditinjau dari komposisi batuan penyusun.

"Atau dekatnya area tersebut dengan zona sesar, kemiringan lereng diatas 25 persen, curah hujan di atas 1.000 mm, serta kawasan yang vegetasi alaminya terganggu," kata Rudy.

3. Ancaman gelombang tinggi

Kemudian ancaman gelombang tinggi dan abrasi terdeteksi di bagian perairan Barat Lampung yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

4. Ancaman gempa dan tsunami

Rudy menambahkan, untuk ancaman gempa terjadi di dua sumber gempa tektonik yakni zona subduksi di sebelah barat Sumatera yang memanjang sampai selatan Jawa dan beberapa segmen sesar Sumatera.

"Ancaman tsunami di Provinsi Lampung diakibatkan gempa di bawah laut, erupsi gunung api dan longsor bawah laut," kata Rudy.

5. Kekeringan

Ancaman kekeringan di Lampung terjadi karena faktor cuaca pada daerah debit hujan rendah.

"Dan dapat juga disebabkan oleh infrastruktur yang tidak baik, seperti pintu air tidak berfungsi, sehingga sebagian besar sawah petani bergantung pada sumur bor dan air hujan," kata Rudy.

6. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)

Ancaman kebakaran hutan dan lahan, menurut Rudy, termasuk kebakaran permukaan (surface fire) yaitu api membakar bahan bakar permukaan berupa serasah, semak belukar, anakan, pancang dan limbah pembalakan.

"Hal ini dikarenakan Provinsi Lampung memiliki tutupan lahan dan hutan yang tinggi, disertai dengan suhu yang relative tinggi, mudah terbakar di musim kering," kata Rudy.

7. Cuaca ekstrem

Terakhir, ancaman cuaca ekstrem, menurut Rudy, menggunakan dua macam pendekatan, yaitu perhitungan kejadian curah hujan ekstrem dan angin kencang. Ancaman cuaca ekstrem ini dapat terjadi di semua wilayah, terutama saat musim penghujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com