LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam ajang kendaraan hemat energi Shell Eco Marathon yang diselenggarakan di Sirkuit Mandalika.
Dosen Teknik Elektro UTS yang juga Ketua Tim Elektro Mobility UTS Ahmad Jaya mengungkapkan bahwa dirinya bersama tim sangat bangga bisa mengikuti kompetisi internasional dalam pembuatan mobil ramah energi.
"Ini yang menjadi pertama ikut kompetisi internasional, dan kebetulan ada di provinsi NTB menjadi tuan rumah. Kami diberikan kesempatan untuk berpartisipasi," kata Jaya di Sirkuit Mandalika, Kamis (13/10/2022)
Baca juga: Joki Cilik di Bima Jatuh dari Punggung Kuda Milik Gubernur NTB Saat Pacuan
Ahmad menuturkan spesifikasi mobil listrik yang akan diikutsertakan dalam kompetisi Shell Eco Marathon.
"Kita coba kemarin jarak tempuh sudah 100 kilometer, dengan kecepatan 40 kilometer per jam dan lama pengecasan selama 7 jam," kata Jaya.
Adapun perkiraan biaya untuk mengoperasikan mobil tersebut berkisar Rp 5.000.
"Kalau dikalkulasikan jarak tempuh seratus meter dapat menghabiskan biaya Rp 5.700 kan kalau menggunakan bensin itu seratus kilo bisa sampai Rp 100.000," ungkap Jaya.
Adapun baterai memakai model Lithium 3,9 KW, dengan dinamo 1,2 KW.
Kendati demikian, diakui Jaya bahwa ada beberapa tantangan untuk mengembangkan listrik, terutama soal ketersediaan baterai yang masih minim dikembangkan di Indonesia.
"Tantangan sendiri selau besar terutama di baterai, karena di Indonesia sendiri tidak terlau banyak, bisa di bilang belum ada produksi, dan kesusahan kami harus mendatangkan dari luar (Jakarta)," kata Jaya.