SEMARANG, KOMPAS.com - Sebagian nelayan di Tambakrejo, Kota Semarang memilih ganti profesi kerena harga bahan bakar minyak (BBM) naik dan hasil tangkapan ikan tak lagi menjanjikan.
Ketua Paguyuban Armada Laut Tambakrejo Marzuki mengatakan, sejak harga BBM naik banyak nelayan yang memilih profesi lain karena pemasukan tak seimbang.
"Sebagian nelayan ganti profesi ada yang jadi kuli bangunan atau kerja harian untuk mencukupi kebutuhan keluarga," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/10/2022).
Dia menjelaskan, total nelayan di Tambakrejo, Kita Semarang berjumlah 46 anggota. Sebagain alih profesi karena hasil laut sudah tak menjanjikan.
"Sekarang tangkapan kita berkurang, namun harga BBM malah naik. Padahal harga kebutuhan pokok naik semua sekarang," paparnya.
Saat ini dalam sehari paling banyak mendapatkan penghasilan dari mencari ikan ke laut sekitar Rp 150.000 sekali jalan.
"Padahal dulu sekitar 2012 dalam sehari bisa dapat Rp 500.000," paparnya.
Apalagi, lanjutnya, sampai saat ini mayoritas nelayan di Tambakrejo belum mendapatkan bantuan subsidi BBM yang dijanjikan oleh pemerintah.
"Kita sudah antipati dengan bantuan itu," kata Marzuki.
Menurutnya, sistem bantuan subsidi BBM untuk nelayan terlalu rumit. Hal itu membuat para nelayan harus meluangkan waktu berhari-hari untuk mendapatkan surat rekomendasi.
"Padahal kita harus kerja terus, kalau tak kerja tak ada penghasilan untuk keluarga," ujarnya.
Dia sebagai ketua paguyuban nelayan sudah tak mengharapkan bantuan tersebut. Dia mengaku sudah pusing dengan mekanisme subsidi BBM untuk nelayan yang rumit itu.
"Saya sendiri mikir sistem subsidi itu sudah pusing apalagi kawan-kawan," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.