Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan, Stadion Manahan Ikut Dievaluasi

Kompas.com - 07/10/2022, 15:24 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Seusai tragedi Kanjuruhan, seluruh perwakilan management klub Liga 1 Indonesia, Panitia Pelaksanaan (Panpel) dan sejumlah perwakilan suporter melakukan pertemuan.

Ketua Panpel Stadion Manahan, Ginda Ferachtriawan, mengatakan agenda pertemuan tersebut adalah evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola.

Terkhusus untuk di Stadion Manahan, ada beberapa evaluasi yang disampaikannya dalam forum rapat koordinasi yang dilaksanakan pada Kamis (6/10/2022).

"Kami memberi masukan kepada Pak Menteri (Zainuddin Amali) terkait beberapa beberapa topik seputar kaitannya pertandingan," kata Ginda Ferachtriawan, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Dampingi Pengunggah Video Pintu Stadion Kanjuruhan yang Sempat Diciduk Aparat, Wakil Ketua LPSK: Mau Ambil Polsel yang Dibawa Polisi

Namun, ia menilai pertemuan ini masih dalam bentuk evaluasi permukaan. Belum menyasar setiap pelaksanaan pertandingan di setiap stadion.

"Harapnya ada diskusi yang lebih dalam dan to the poin topiknya. Karena memang masing-masing stadion itu punya karakteristik berbeda, baik itu wilayahnya dan bentuk stadion," jelasnya.

Ginda menjabarkan ada beberapa evaluasi yang perlu disorot. Mulai dari standar jalur evakuasi  hingga penyediaan pintu keluar stadion yang lebih memadai. Pasalnya, ada beberapa kewaspadaan yang perlu dievaluasi secara besar-besaran.

"Pertama, penonton yang masuk dalam stadion. Kedua, pertandingan yang sudah dimasuki oleh penonton bisa berlangsung secara lancar dan aman. Ketiga, apa yang boleh dilakukan oleh penonton dan apa yang tidak dilaksanakan penonton," jelasnya.

"Kemudian apa yang akan dilakukan oleh oleh Panpel dan keamanan dan apa yang tidak boleh oleh Panpel. Itu kan pembahasan nyata. Tapi itu, belum dibahas sampai situ. Jadi hanya menerima semua masukan, hanya berharap tidak terulang kembali," lanjutnya.

Selanjutnya, Ginda menilai ada beberapa aspek seperti prosedural penjualan tiket online, penggunaan CCTV, serta sistem jalur evakuasi penonton, juga perlu disorot.

"Misalnya CCTV, di stadion tapi apakah CCTV-nya itu sudah memenuhi ketentuan yang diinginkan oleh federasi. Misalnya jangan-jangan tidak sesuai, apakah CCTV di setiap depan kamar mandi, di depan setiap mushola, harus lebih dipastikan," ujarnya.

Baca juga: Hujan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, 8 Ditembakkan ke Tribune, 3 ke Lapangan

"Kalau untuk Manahan, sementara dibahas soal evakuasi stadion. Semua pintu kita buka, pertandingan ricuh atau tidak, kita buka. Ada yang menyarankan, pintu besar itu juga dibuka, tapi harus ada tangga untuk turun. Itu yang kita pertanyaan, penyediaannya," lanjutnya.

Dengan adanya catatan ini, Ginda menilai tanggungjawab evaluasi ini milik bersama. Dari ada beberapa aspek dan kebijakan yang perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Pemerintah, Panpel, Keamanan, hingga penonton.

"Sebagai Panpel kita cukup khawatir, kita siap bertanggungjawab. Tapi kalau pertangungjawabannya di luar kemampuan kita, kita bingung. Termasuk edukasi penonton kita harapkan. Soal turun ke lapangan itu bagaimana prosedurnya," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com