PALEMBANG, KOMPAS.com - ALP (19), mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang menjadi korban kekerasan seniornya buka suara. Ia menyampaikan kronologi kejadian yang dialaminya dalam sebuah video.
Video tersebut kemudian diunggahnya ke media sosial.
Dalam video tersebut, ALP mengatakan, kejadian berlangsung saat dirinya menjadi panitia Diksar UKMK LITBANG UIN Raden Fatah.
Mahasiswa semester 3 Ilmu Perpustakaan itu menyatakan, dirinya benar telah menjadi korban kekerasan.
Video tersebut dibuat untuk menyangkal video yang beredar sebelumnya, dimana Arya menyebut jika ia menyebarkan informasi hoaks.
Dalam video tersebut terungkap jika ALP berada dalam ancaman dan tekanan sehingga dipaksa membuat video hoaks tersebut.
Dalam video berdurasi 1 menit 4 detik itu, terlihat ALP di sebuah ruangan masih dalam kondisi lebam pada kedua matanya. Bahkan bekas sundutan api rokok terlihat jelas di dekat dagunya.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, saya Arya Lesmana Putra mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, saya merupakan korban kekerasan saat berlangsungnya diksar UKMK Litbang, hari ini saya menyatakan bahwa benar bahwa saat diksar tersebut, saya dikeroyok, disiksa, disundut api rokok dan ditelanjangi," ujar Arya dikutip dari Tribun Sumsel, Senin (3/10/2022).
"Terkait video saya yang sebelumnya beredar itu dibuat di bawah tekanan dan ancaman panitia lainnya. Oleh karena itu saya berharap keadilan dari pihak yang berwenang. Sekian," sambungnya.
Baca juga: Mahasiswa UIN Palembang Dianiaya Senior, Diduga karena Bocorkan Pungli Kegiatan Organisasi
Maimunah, ibu kandung ALP ketika dikonfirmasi mengatakan video yang beredar sebelumnya dibuat ketika Arya mengalami kekerasan dan berada dalam tekanan seniornya di organisasi.
"Anak saya di bawah tekanan seniornya, dan itulah yang menjadi ketakutan dia untuk membuat laporan polisi. Kalau Arya salah ngomong dipukul," ujarnya saat dikonfirmasi via telepon.
Dirinya menjelaskan, bahwa video itu di anaknya berada di bahwa tekanan para seniornya dalam organisasi tersebut.
"Video itu dibuat pas anak saya di bawah tekanan seniornya supaya tidak melaporkan peristiwa itu, dan itulah yang membuat ia ketakutan untuk membuat laporan polisi, " ujarnya.
Menindaklanjuti dugaan kasus kekerasan mahasiswa dan pelecehan, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang membentuk Tim Investigasi Pencari Fakta.
Terbentuknya tim pencari fakta ini nantinya mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami salah seorang mahasiswa saat menjadi panitia kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa Kampus (UKMK).
Baca juga: Mahasiswa UIN Palembang Dianiaya Senior, Diduga karena Bocorkan Pungli Kegiatan Organisasi