BENGKULU, KOMPAS.com - Unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu diikuti ratusan petani dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, Senin (26/9/2022).
Dalam orasinya, mahasiswa dan petani menyatakan, kebijakan kenaikan harga BBM merugikan masyarakat.
Pengunjuk rasa juga menyoroti persoalan agraria di Bengkulu yang telah berlangsung sejak puluhan tahun, namun tak kunjung diselesaikan.
Baca juga: Tanahnya Dirampas Mafia Tanah, Petani Transmigran Demo ke Kantor Gubernur Jambi
Bahkan dalan orasinya perwakilan mahasiswa dan petani menyatakan konflik agraria dan kenaikan harga BBM lebih membahayakan dari Kasus Ferdy Sambo.
"Konflik agraria di Bengkulu menjadikan korban ribuan petani, tak kunjung terselesaikan oleh pemerintah. Kami tak memiliki kepastian tanah untuk menghidupi keluarga kami. Konflik agraria lebih membahayakan dibanding kasus Ferdy Sambo," ungkap salah seorang pengunjukrasa dalam orasinya.
Unjuk rasa mahasiswa ini menuntut sejumlah poin. Pertama, menolak kenaikan harga BBM. Kedua, penyelesaian persoalan konflik agraria. Ketiga, mengecam tindakan represif kepolisian.
Aksi unjuk rasa petani dan mahasiswa ini dikawal ketat aparat Kepolisian.
Polisi memasang barikade kawat di depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu menghindari pengunjukrasa yang nekat masuk menduduki gedung DPRD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.