SEMARANG, KOMPAS.com- Puluhan orang tampak mengantre panjang di salah satu lapak es cokelat, tepatnya di tepian sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang.
Meski mulai gerimis, tak sedikit pun menghentikan proses jual beli di lapak es cokelat satu ini.
Rupanya, es cokelat dengan tambahan roti manis itu sedang viral di sosial media beberapa waktu belakangan.
Baca juga: 6 Minuman Khas Bali yang Menyegarkan, Ada Es Daluman hingga Es Bir Non Alkohol
Hal tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Belia Anggi Sri Yulianti.
Mahasiswa jurusan Kimia di Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu menuturkan, lantaran sedang tren di kalangan masyarakat Semarang, dirinya bisa mendapat omzet hingga Rp 3.000.000 perhari.
"Per hari rata-rata bisa habis sampai 300 cup. Dulu malah awal-awal bisa habis 400 hingga 500 cup," jelas Belia saat ditemui Kompas.com, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: Kuliner Es Dawet Ireng di Purworejo, Resep Diwariskan hingga 4 Generasi
Belia menjual es coklat tersebut dengan harga terjangkau. Satu cup es cokelat diberi harga Rp 8000. Sedangkan jika ditambah roti, menjadi Rp 10.000.
Hebatnya, omzet besar yang dia raih itu bisa terkumpul dengan waktu yang singkat. Yaitu mulai sore pukul 15.00 hingga 18.00 WIB.
"Sehabisnya es cokelat, tidak tentu juga. Kalau pas ramai banget, sore jam 17.00 sudah habis. Tergantung keramaian orang-orang yang nongkrong di Banjir Kanal Barat," turur mahasiswa semester 5 itu.
Lebih jelas Belia mengatakan, pembeli yang mengantre di lapak es cokelatnya itu datang dari beragam kalangan, mulai dari anak-anak kecil, anak muda, bahkan orang tua.
Dalam hal ini, Belia menyebut, anak muda menjadi pasar utama penjualan es cokelat yang sedang viral ini. Tak heran, dirinya memilih tempat di kawasan BKB Semarang.
"Ini masih satu lapak. Rencananya ingin buka cabang, tapi masih cari tempat yang sekiranya sering dibuat nongkrong anak-anak muda juga, yang lokasinya strategis," jelas dia.
Seiring berjalannya waktu, lapak es cokelat serupa milik Belia itu mulai bertambah banyak di kawasan BKB Semarang.
Meski demikian, dirinya tetap optimis bisa bertahan dengan memberi kualitas rasa es coklat dan roti yang khas.
"Ini masih baru sekali berdiri, belum ada 2 bulan. Tapi karena viral di TikTok jadi lumayan ramai pembeli, dan banyak juga yang ikut jualan di sini," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.