Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Iwan Boedi Belum Diantar ke Rumah Duka, Keluarga Sebut Ada Kemungkinan Tak Dibawa Pulang

Kompas.com - 16/09/2022, 19:17 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sampai saat ini jenazah pegawai Bapenda Kota Semarang  Paulus Iwan Boedi Prasetijo belum diantar ke rumah duka yang terletak di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Adik ipar korban, Yosef Prastowo mengatakan, sampai saat ini pihak keluarga masih mempersiapkan penyambutan jenazah kakak iparnya tersebut.

"Rencananya, jenazah akan disemayamkan ke Rumah Sakit (RS) St Elizabeth Kota Semarang," jelasnya di rumah duka, Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Sebelum Hilang, PNS Bapenda Semarang yang Tewas Terbakar Sempat Berikan Keterangan Lisan, Ini Isinya

Untuk lokasi persemayaman, pihak keluarga masih melakukan pembahasan keluarga secara internal. Ada kemungkinan jenazah Iwan Boedi Prasetijo tidak dibawa ke rumah duka.

"Tapi saat ini masih dalam pembahasan," paparnya.

Informasi yang dia dapatkan, polisi masih  melakukan pencarian bagian kepala Iwan Boedi yang belum ditemukan hingga sekarang ini.

"Pencarian difokuskan di sekitar lokasi pembakaran jasadnya," ujarnya.


Diberitakan sebelumnya, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan, DNA dari kerangka jenazah yang ditemukan di Marina dan sampel anak Iwan Boedi Paulus sudah diperiksa.

"Hasilnya identik," jelasnya.

Tes DNA dilakukan tim Puslabfor Mabes Polri dari lima sampel yaitu tulang iga korban, tulang clavicula (enthong), sampel 2 DNA anak Iwan Boedi.

"Ada sampel DNA dari laki-laki dan sampel DNA anak perempuan," imbuhnya.

Berdasarkan temuan tim Puslabfor Mabes Polri, 100 persen dipastikan bahwa kerangka tersebut adalah saudara Iwan.

"100 persen dipastikan kerangka Iwan Boedi," ujarnya.

Terkait penyebab kematian korban, Kabidhumas menyatakan saat ini kepolisian masih melakukan investigasi. Tim Polrestabes dan Ditreskrimum Polda Jateng masih bekerja keras untuk mengungkap kejahatan tersebut.

"Kita mengumpulkan berbagai keterangan dan bukti tambahan," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com