KOMPAS.com - Aksi mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lhokseumawe, diwarnai kericuhan.
Ratusan mahasiswa yang mencoba masuk paksa gedung DPRD dan menggelar diskusi di dalam gedung.
Namun, hal itu dihalau aparat keamanan. Bentrokan pun tak terhindarkan.
Baca juga: Mahasiswa Unpatti Ambon Sandera dan Tendang Truk Pertamina dalam Demo Tolak Kenaikan BBM
Sejumlah peserta aksi bahkan sempat melempari gedung DPRD dengan batu dan membuat sejumlah kaca pecah.
Melihat situasi itu, aparat keamanan terpaksa membubarkan paksa peserta aksi dengan menyemprotkan water canon.
Baca juga: Aksi Demo BEM Malang Raya Sindir Puan Maharani, Met Ultah Ya, Kado Istimewa Pertalite Naik
Sebelum terjadi kericuhan, Ketua DPRD Lhokseumawe Ismail Manaf, dan sejumlah wakil ketua dan anggota dewan, sempat menemui para mahasiswa di teras gedung.
Menurut koordinator lapangan aksi Aris Munandar, para mahasiswa menuntut Presiden Joko Widodo, membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), memberantas mafia minyak dan gas, serta menolak kenaikan tarif dasar listrik.
“BLT (Bantuan Langsung Tunai) oleh pemerintah itu juga tidak tepat sasaran, ini harus dikontro,” katanya.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di DPRD Lhokseumawe Ricuh, Polisi Semprot Water Cannon