PALEMBANG, KOMPAS.com- AM (17), santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang tewas diduga dianiaya seniornya, sempat memiliki niat untuk mengubah sistem pendidikan di dalam pondok pesantren.
Niatan AM itu sering dia sampaikan kepada ibundanya Soimah ketika sedang pulang ke Palembang.
Soimah mengenang kembali, kata-kata itu sering dilontarkan AM saat mereka sedang duduk bersama dan mengobrol.
“Sebelum anak saya meninggal almarhum selalu berceloteh kepada saya, ingin memperbaiki sistem ponpes," kata Soimah, Sabtu (10/9/2022).
Namun saat itu, Soimah tak terlalu menanggapi serius maksud perkataan putra sulungnya tersebut.
"Rupanya dengan meninggalnya almarhum baru saya bisa mengerti maksud celotehan tersebut adalah untuk memperbaiki sistem agar tidak terjadi tindakan kekerasan di lembaga pendidikan mana pun dan pengalihan pengasuhan, pengawasan kepada senioritas,” imbuh dia.
Baca juga: Terduga Penganiaya Santri Pondok Gontor Masih di Bawah Umur, Polisi Siapkan Pendamping Khusus
Menurut Soimah, ia bersama suaminya akan terus melanjutkan proses hukum terhadap pelaku yang menyebabkan AM tewas.
Hal itu harus ditempuh agar tak ada lagi korban selanjutnya dalam kalangan di pondok pesantren.
“Saya sebagai seorang ibu dari AM tetap terus akan melanjutkan perjuangan anak saya,” ujarnya.
Baca juga: Saat Pimpinan Pondok Gontor Ziarahi Makam Santri Korban Penganiayaan Asal Palembang....