KOMPAS.com - Upacara Sekaten adalah acara tahunan yang digelar oleh Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta.
Tujuan sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di Yogyakarta upacara sekaten diselenggarakan setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi'ul Awal. Upacara sekaten ditutup 12 Rabi'ul Awal dengan grebegan.
Sekaten merupakan tradisi yang selalu terjaga, sehingga tidak heran jika masyarakat Solo dan Yogyakarta selalu antusias menyambut perayaan tradisi ini.
Upacara sekaten telah berlangsung sejak abad ke-15.
Pada awalnya,sekaten diadakan setiap tahun oleh raja-raja di tanah Hindu, sebagai wujud selamatan atau sesaji kepada para leluhur.
Dalam perkembangannya,sekaten digunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam oleh Walisongo, khususnya di Jawa Tengah.
Penyebaran agama Islam ini melalui kesenian gamelan.
Penggunaan kesenian gamelan sebagai media penyebaran agama Islam karena masyarakat pada waktu itu menggemari kesenian Jawa, berupa gamelan.
Baca juga: Lokasi Sekaten Yogyakarta 2022, Dulunya Kampus Empat Lantai
Sehingga untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW tidak lagi menggunakan kesenian rebana melainkan dengan kesenian gamelan.
Proses tersebut yang dipertahankan hingga saat ini.
Biasanya penyelenggaraan sekaten akan diikuti dengan kegiatan pasar malam selama sebulan penuh.
Setelahnya akan diadakan Grebeg Maulud, yaitu berupa kirab gunungan sebagai puncak acara.
Pagelaran sekaten akan dilakukan dengan membunyikan gamelan yang diarak ke masjid hingga dikembalikan gamelan sebagai tanda berakhirnya sekaten.
Di Solo, pagelaran ini akan berlangsung pada tanggal 5 sampai 12 Rabiul Awal, yang mana gamelan akan ditabuh nonstop.
Setelahnya, acara akan dilanjutkan dengan Tumplak wajik dan Grebeg Maulud.