Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aldi Hasani, Dalang Muda yang Eksis Berdakwah di Era Digital

Kompas.com - 09/09/2022, 13:00 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Eksistensi wayang kulit kian meredup seiring berjalannya waktu. Selain kerap dianggap kuno, tidak banyak anak muda yang menikmati pertunjukan wayang kulit lantaran penggunaan bahasa Jawa yang sulit dipahami.

Hal tersebut dijadikan salah satu alasan dalang muda domisili Semarang, Aldi Hasani Harfi Fadlani, giat menyebarkan dakwah melalui pertunjukan wayang kulit.

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang itu menuturkan, biasanya, dalang pakem menggunakan Bahasa Jawa Kawi dalam pembawaannya. Sehingga, sebagian besar pesan yang disampaikan hanya masuk di telinga orang-orang tua.

Baca juga: Asal-usul Kesenian Tradisional Wayang Garing di Serang Banten

Dengan itu, dirinya berinisiatif mengubah pembawaan itu dengan tutur Bahasa Jawa halus, bahkan Bahasa Indonesia. Alasannya, agar bisa lebih diterima dan masuk ditelinga generasi muda.

"Saya mengubah Bahasa Jawa kawi itu dengan improvisasi. Apa yang belum disampaikan oleh dalang pakem, mungkin bisa saya sampaikan", tutur Aldi saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Dirinya mengaku, tujuan utama Aldi menggunakan bahasa Jawa halus itu tidak lain ingin merangkul anak-anak muda agar lebih menghormati warisan budaya Tanah Air Indonesia.

Namun dirinya sadar, hal tersebut sangat sulit direalisasikan karena kalah dengan hiburan digital yang lebih menarik dan esensial.

"Jarang yang tertarik melihat wayang kulit, bahkan mendengarkan dakwah sekali pun. Tapi itu yang jadi tantangan," tutur Aldi.

Meski demikian, Aldi tetap semangat menyebarkan pesan kebaikan melalui pertunjukan wayang dengan cerita humoris, perang, ataupun isu-isu sosial.

Baca juga: Wayang Potehi Jombang Ikuti Festival di Belanda, Sempat 2 Kali Gagal Berangkat

Hal yang paling penting, imbuh Aldi, dakwah yang disampaikan tidak memberi kesan buruk dan membosankan.

"Jadi wayang ini memiliki unsur rekreatif atau menghibur. Agar dakwah yang disampaikan tidak hanya edukatif, tapi juga rekreatif," ucap mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) itu.

Lebih jelas Aldi mengatakan, dakwah yang disampaikannya itu banyak mengambil cerita dari tokoh-tokoh pewayangan. Beberapa diantaranya, Wekudhara, Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Sengkuni, dan lainnya.

"Contoh, Werkudara punya kuku 5 Pancanaka, berarti 5 wektu kudu kukuh dilakonono. Filosofi semacam itu diajarkan oleh Sunan Kalijaga untuk menyamarkan budaya yang tadinya berbau Hindu, jadi ke Islam," jelas Aldi.

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Wajibkan Pejabat dan ASN Pakai Sarung dan Nonton Wayang Golek

Aldi Hasani sedang berlatih mendalang dan mengulang materi cerita Wayang Jawa di rumahnya, Kendal, Jawa Tengah, Senin (20/6/2022).KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Fitri Aldi Hasani sedang berlatih mendalang dan mengulang materi cerita Wayang Jawa di rumahnya, Kendal, Jawa Tengah, Senin (20/6/2022).

Tidak mematok harga

Kini perjalanan Aldi menjadi seorang da'i sekaligus dalang semakin berkembang. Tidak hanya mengisi pengajian umum, Aldi juga kerap diundang dalam acara walimatul khittan, walimatul ursy, bahkan akhirussanah dan acara besar lainnya.

Hebatnya, Aldi sudah menjelajahi seluruh desa di Kendal, serta beberapa desa di Batang dan Semarang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ngaku' untuk Beli Susu Anak, Pria yang Mencuri hingga Seret Karyawan Alfamart Semarang Ditangkap Polisi

"Ngaku" untuk Beli Susu Anak, Pria yang Mencuri hingga Seret Karyawan Alfamart Semarang Ditangkap Polisi

Regional
35 Persen Pemudik Belum Kembali dari Sumatera, Gelombang Arus Balik Diprediksi Masih Terjadi

35 Persen Pemudik Belum Kembali dari Sumatera, Gelombang Arus Balik Diprediksi Masih Terjadi

Regional
PDI-P Tutup Pintu Bobby di Pilkada Sumut 2024, Gibran: Tenang Aja

PDI-P Tutup Pintu Bobby di Pilkada Sumut 2024, Gibran: Tenang Aja

Regional
Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Lebong Bengkulu

Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Lebong Bengkulu

Regional
Gibran Mengaku Bahas Kemungkinan Ajak PDI-P Koalisi untuk Kuasai Parlemen di Rumah Prabowo

Gibran Mengaku Bahas Kemungkinan Ajak PDI-P Koalisi untuk Kuasai Parlemen di Rumah Prabowo

Regional
Gempa Magnitudo 5 Guncang Alor NTT, Tak Berisiko Tsunami

Gempa Magnitudo 5 Guncang Alor NTT, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Sekeluarga Tewas di Mobil Terjebak Lumpur di Jambi, Saudara Tolak Otopsi

Sekeluarga Tewas di Mobil Terjebak Lumpur di Jambi, Saudara Tolak Otopsi

Regional
Digigit Anjing, Warga di Sikka Terluka Parah

Digigit Anjing, Warga di Sikka Terluka Parah

Regional
Erni Ditemukan Tewas Terkapar di Jalan, Diduga Terkena Peluru Nyasar

Erni Ditemukan Tewas Terkapar di Jalan, Diduga Terkena Peluru Nyasar

Regional
Kebakaran Rumah di Ambon, Penghuni Tewas Terjebak Kobaran Api

Kebakaran Rumah di Ambon, Penghuni Tewas Terjebak Kobaran Api

Regional
Jatuh Saat Terbangkan Paramotor Pantau Pacu Jalur Mini, 2 Perwira Polisi Terluka

Jatuh Saat Terbangkan Paramotor Pantau Pacu Jalur Mini, 2 Perwira Polisi Terluka

Regional
Uang Zakat Fitrah Rp 13,8 Juta Hangus Dipertaruhkan di Judi 'Online' oleh Kepala Dusun di Boalemo

Uang Zakat Fitrah Rp 13,8 Juta Hangus Dipertaruhkan di Judi "Online" oleh Kepala Dusun di Boalemo

Regional
Siswi SMA di Maluku Tengah Diperkosa Ayah Kandung

Siswi SMA di Maluku Tengah Diperkosa Ayah Kandung

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 19 Kali Pagi Ini

Gunung Ile Lewotolok Meletus 19 Kali Pagi Ini

Regional
Mobil Elf Masuk Jurang di Aceh Besar, 23 Orang Terluka

Mobil Elf Masuk Jurang di Aceh Besar, 23 Orang Terluka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com