GORONTALO, KOMPAS.com – Ratusan warga Lingkungan 5 Desa Kayubulan, Kecamatan Limboto, Gorontalo pasrah saat rumah deret dan rumah lainnya terendam air Danau Limboto.
Perumahan yang dibangun di tepi danau ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang dikhususkan bagi para nelayan.
Ada beberapa kawasan rumah deret yang dibangun pemerintah di Kabupaten Gorontalo, seperti di Kecamatan Tilango, Talaga Jaya dan Limboto. Semua bernasib sama, terendam air.
Baca juga: Wakil Wali Kota Jaksel Ungkap Penyebab Banjir yang Kerap Melanda Kawasan Seskoal
“Sudah 4 hari rumah kami terendam, tidak tahu kapan surutnya air ini,” kata Roy Kaluku (34) warga Limboto yang tinggal di perumahan ini, Kamis (8/9/2022).
Untuk bisa bertahan di rumah ini, Roy Kaluku dan juga warga lain membuat dego-dego atau semacam meja dari kayu yang dijadikan tempat untuk menaruh barang-barang rumah tangga agar tidak terendam. Ada 3 dego-dego yang dibuat Roy Kaluku.
“Dalam waktu setahun ini sudah 8 kali kami menerima luapan air danau,” tutur Roy Kaluku.
Ia mengaku pasrah menerima kondisi ini, setiap malam ia dan keluarganya tidur di atas dego-dego sementara di bawahnya air tergenang. Ia hanya berharap air danau cepat surut.
Pada Desember tahun lalu, rumah deret nelayan ini juga terendam lebih parah, tingginya mencapai dada orang dewasa dan berlangsung selama lebih dari 1 bulan. Kemudian datang lagi luapan meskipun tidak separah sebelumnya.
Menurut Roy Kaluku warga yang terdampak luapan air ini tidak hanya di rumah deret nelayan, namun juga rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya. Ia memperkirakan lebih dari 150 kepala keluarga menjadi korban luapan air ini.
“Satu rumah ada yang ditinggali 2-3 kepala keluarga. Semuanya menjadi korban, belum ada bantuan sampai saat ini,” tutur Roy Kaluku.
Masalah yang dirasakan warga saat ini adalah sulitnya buang air besar, kotoran hanya mengapung di tempat. Ini akan menimbulkan masalah kesehatan.
Ajis Usman (42) warga yang tinggal di depan jalan masuk perumahan deret ini menuturkan sebagian warga telah mengungsi ke rumah sanak-saudaranya yang masih satu desa, Sebagian lagi bertahan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Ia mengaku luapan air danau ini tidak seberapa karena pernah kejadian luapannya sampai di atas dan memaksan banyak warga mencari tempat pengungsian yang lebih tinggi.
Baca juga: Banjir Maut di Pakistan Buktikan Kian Parahnya Perubahan Iklim di Negara Miskin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.