SEKADAU, KOMPAS.com – Sebanyak 80 perahu klotok yang merupakan salah satu sarana transportasi sungai jurusan Sekadau-Kapuas Madya, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar), berhenti beroperasi.
Penghentian operasional perahu klotok tersebut lantaran sulit mendapat bahan bakar minyak (BBM) solar dan pertalite.
Ketua Badan Pengawas Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra Sarana Kapuas Jaya, Syafrani HM mengatakan, sulitnya pasokan solar dan pertaline terjadi sejak kenaikan harga.
Baca juga: Buruh Datangi DPRD DI Yogyakarta, Tuntut Upah Naik Setelah BBM Naik
“Sejak naiknya harga BBM, pasokan solar, pertalite di sejumlah SPBU Sekadau kosong. Akibatnya 80 armada perahu motor klotok tidak mendapat bahan bakar dan tidak dapat beroperasi,” kata Syafrani kepada wartawan, Rabu (7/9/2022).
Menurut Syafrani, keberadaan transportasi jalur sungai masih dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini bukan hanya untuk mengangkut orang, tapi juga mendistribusikan bahan-bahan pokok.
Syafrani menjelaskan, kebutuhan solar dan pertalite untuk 80 armada perahu motor klotok yang beroperasi di Sekadau sebanyak 400 liter per hari. Di mana, setiap satu armada mendapatkan jatah 5 liter solar atau pun pertalite.
"Kami harap pihak Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Sekadau segera merespons kelangkaan BBM yang saat ini dikeluhkan para penambang perahu motor klotok,” ucap Syafrani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.