JAMBI,KOMPAS.com - Polisi menggelar prarekonstruksi terkait tewasnya K, bocah 4 tahun asal Jambi yang jenazahnya ditemukan di septic tank, Senin (25/8/2022).
Prarekontruksi terbagi dalam 21 adegan, yang dimulai dari ibu korban bersama korban pergi ke warung, lalu korban bermain, selanjutnya korban dinyatakan hilang dan terakhir orangtua korban bersama-sama warga mencari korban.
Baca juga: Mahasiswa Perempuan di Jambi Demo Desak Polisi Usut Kasus Tewasnya Bocah dalam Septic Tank
Pelaksanaan prarekontruksi hanya terfokus pada kejadian Sabtu (23/7/2022). Diketahui bahwa
Baca juga: Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Septic Tank, Keluarga Serahkan Rekaman CCTV
Baca juga: Mayat Bocah 3 Tahun di Septic Tank, Diduga Alami Kekerasan Seksual, Polisi Buru Pelaku
"Harapannya dengan prarekontruksi ini, memudahkan kita menemukan siapa tersangkanya," kata Direskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, di lokasi prarekontruksi, Sabtu (3/9/2022).
Ia mengatakan, dalam prarekontruksi ini, penyidik mendalami peristiwa demi peristiwa korban dan rekannya yang terlihat sedang bermain di berbagai tempat.
Prarrekontruksi melibatkan orangtua korban, kemudian peran pengganti korban dan teman korban, lalu 10 orang saksi lainnya yang mengetahui korban dan rekannya sedang bermain.
Petunjuk lain seperti rekaman kamera CCTV yang diserahkan keluarga rupanya belum membuktikan adanya pembunuhan.
Pasalnya, setelah diperiksa polisi, rekaman kamera CCTV itu menujukkan seseorang yang membawa anak yang mirip dengan korban.
Terkait keterangan polisi ini, ibu korban, Nurlela, juga membenarkan bahwa ada anak yang mirip dengan anaknya. Hanya saja anak itu tubuhnya lebih besar.
Andri mengakui terdapat kendala yang menghambat pengungkapan kasus hingga belum terungkap lebih dari sebulan.
"Yang pasti ada kendala, untuk itu rekan-rekan penyidik tak henti-hentinya melakukan evaluasi termasuk prarekontruksi," kata Andri.
Namun, dari hasil otopsi, menunjukkan adanya tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian dan jejak tindakan kekerasan seksual di bagian intim korban.
Sementara, ibu korban, Nurlela, usai mengikuti prarekontruksi, berharap polisi secepatnya menangkap tersangka.
Sebab sudah lebih dari 40 hari anaknya meninggal dan dirinya terus dilanda ketakutan.
Pihak keluarga, kata Nurlela, menduga ada dua motif pembunuhan, yaitu balas dendam dan predator anak. Dugaan ini berdasarkan riwayat keluarga dan hasil otopsi.
"Kita tentu ada cekcok dengan tetangga. Maka kita menduga ada dua motif pembunuhan, satu dendam, kedua predator anak," kata Nurlela yang tampak lemah usai prarekontruksi.
Harapan agar pelaku segera ditangkap, lantaran Nurlela amat ketakutan saat harus mengantar-jemput dua anaknya ke sekolah.
"Saya tidak mungkin setiap waktu mengawasi anak. Pasti ada juga lengahnya. Nah, di situ kami takut, karena bisa jadi pelaku ada sakit hati sama bapaknya atau saya," kata Nurlela.
Sementara jika motifnya predator anak, para orangtua juga semakin khawatir, karena di tempat itu banyak anak-anak.
"Kalau ada predator anak, itu membuat kami semakin khawatir," kata Nurlela.
Belasan mahasiswa peremuan di Jambi unjuk rasa mendesak kepolisian menangkap pelaku dugaan pembunuhan dan tindak kejahatan seksual terhadap K.
Total ada 18 mahasiswi gabungan dari KAMMI dan GMKI yang melakukan demo di Polda Jambi sejak pukul 10.00 WIB, Senin (5/9/2022).
"Kami minta tangkap pelaku secepatnya, agar kasus serupa tidak berulang," kata Koordinator aksi, Novita Sari.
Tidak hanya menangkap pelaku, penegak hukum harus memastikan perlindungan dan pendampingan untuk keluarga korban.
Selanjutnya lembaga terkait seperti PPA, LPSK, KPAI, dan kepolisian harus bekerja kolaborasi, untuk menjamin hak keluarga korban.