KOMPAS.com - Ada beragam budaya khas di Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Budaya yang diselenggarakan di sejumlah kabupaten di NTT tersebut, terdiri dari upacara adat, kuliner, kesenian, hingga bahasa.
Budaya tersebut menjadi identitas wilayah sekaligus melengkapi kekayaan daerah yang terkenal dengan Pulau Komodo ini.
Berikut ini adalah beberapa budaya khas NTT.
Pengasapan merupakan teknik masak yang dilakukan oleh nenek moyang masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Cara masak ini dilakukan untuk mempertahankan kualitas daging sapi.
Wilayah yang mengolah dengan cara khas ini adalah Kabupaten Rote Ndao.
Se'i berasal dari bahasa Rote, artinya daging yang disayat dalam ukuran kecil memanjang kemudian daging diasapi dengan bara api sampai matang.
Baca juga: 5 Oleh-oleh Populer Khas Kupang, Daging Sei hingga Kain Tenun
Se'i merupakan makanan khas suku Rote, yang merambah ke wilayah Nusa Tenggara Timur.
Hasil olahan daging Se'i memiliki keunikan, yaitu aroma, warnanya merah, teksturnya empuk, dan rasanya lezat.
Tari Bonet merupakan tari yang selalu hadir dalam kegiatan komunal adat istiadat dan tradisi suku Dawan di Nusa Tenggara Timur.
Ciri khas tari bonet adalah bentuk formasi yang melingkar juga penggunaan puisi dan pantun yang di dalam liriknya mengandung sastra lisan suku Dawan.
Tarian ini hampir selalu ada dalam peristiwa adat masyarakat Dawan, mulai pernikahan, upacara kelahiran, kematian, upacara pembangunan rumah, permohonan hujan, dan sebagainya.
Ditinjau dari segi etimologis, kata Bonet berasal dari rangkaian kata bahasa Dawan, yakni Na Bonet yang berarti mengurung, mengepung, mengelilingi atau melingkari.
Aksara Lota berasal dari Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pengguna terbesar aksara lota ada suku Ende yang beragama Islam.