KOMPAS.com - Kasus mutilasi di Kabupaten Mimika, Papua, menjadi sorotan.
Empat warga dibunuh oleh 10 pelaku yang terdiri dari empat warga sipil dan enam anggota TNI Angkatan Darat (AD).
Identitas dari dua korban telah diidentifikasi. Mereka berinisial LN dan RN. Sedangkan dua jenazah lainnya masih dicari oleh polisi.
Kini, para pelaku sudah ditetapkan menjadi tersangka.
Terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi ini, pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta, menilai pemerintah perlu melakukan rehabilitasi terhadap keluarga korban dan masyarakat yang berpotensi mengalami trauma dengan kasus ini.
"Recovery perlu waktu, apalagi di sana masih kental dengan hubungan kekerabatan, bila satu terluka, lainnya juga terluka," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Kronologi 4 Orang Dimutilasi di Timika, 6 Oknum TNI Terlibat, Pura-pura Jual Senjata Api Rp 250 Juta
Selain itu, Stanislaus memandang bahwa pemerintah juga perlu berdialog dengan keluarga korban dan masyarakat.
Dalam dialog ini, pemerintah perlu menggandeng tokoh adat, agama, dan masyarakat.
"Saat dialog, pemerintah perlu menunjukkan keseriusan dalam mengusut kasus ini. Bahwa siapa yang salah harus dihukum," ucapnya.
Di samping itu, Stanislaus memandang bahwa perbuatan pelaku mencederai penanganan-penanganan yang dilakukan pemerintah dalam mengentaskan masalah-masalah di Papua.
Oleh karenanya, ia meminta agar kasus ini bisa diusut tuntas.
"Ini hal yang serius, perlu ditangani segera dan diusut tuntas," ungkapnya.
Baca juga: Korban Mutilasi di Timika adalah Simpatisan KKB dan Kepala Kampung di Nduga
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies, Khoirul Fahmi, berharap agar penanganan kasus mutilasi ini dilakukan secara transparan dan tidak berlarut-larut.
Hal tersebut harus dilakukan supaya bisa menghadirkan rasa keadilan bagi masyarakat, khususnya keluarga korban.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Faizal Ramadhani menuturkan, kasus ini bermula saat para pelaku berpura-pura ingin menjual dua pucuk senjata api kepada korban.
Korban yang tertarik membeli, bertemu pelaku dengan membawa uang Rp 250 juta pada Senin (22/8/2022).
Namun, para pelaku justru membunuh serta memutilasi korban. Selain itu, uang ratusan juta rupiah itu dibawa kabur pelaku.
"Sebelum dibuang, keempat korban semuanya dimutilasi dan dimasukkan ke dalam enam karung," tuturnya, Minggu (28/8/2022), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Baca juga: Tersangka Kasus Mutilasi di Mimika Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.